Photobucket

Add to Google Reader or Homepage

Selamat Datang

Selamat Datang!!!di blog saya. blog ini berisi tentang atrikel,journal,bahan-bahan atau materi kuliah tentang kepariwisataan.silahkan anda melihat-liat dan boleh menanggapi atau kritik dan saran

Mengenai Saya

Foto saya
Bandung, Jawa Barat, Indonesia
More About aby Schools (Other): sdn 1 Nagrak sukabumi, sltpn 2 llg smkn 1LLg, UPI BDG Occupation: Student of Indonesia university of education Hobbies and Interests: foot ball, footsall, trip, etc. Favorite Books: Historical book, Biography!!! Favorite Movies: Departed, gang of New York, Man on Fire Favorite Music: Pop, Rock, pokokya yg enak didenger About Me: I'm Student of Indonesia university of education,majoring in Tourism Marketing.I was born i Jakarta,but I love my second hometown cause I was grow-up in there n my family still living in there!!!i'm enjoy man,friendly n honesly.



Oleh ROCHAJAT HARUN

GARUT, salah satu kabupaten di Jawa Barat, terletak sekitar 64 km sebelah tenggara Bandung ibu kota Jawa Barat dan sekitar 250 km dari Jakarta. Garut berada pada ketinggian 0 m sampai dengan 2800 m. dpl., berbatasan langsung dengan Samudra Indonesia di sebelah selatan yang memanjang sekitar 90 km garis pantainya. Di utara berbatasan dengan kabupaten Sumedang., Barat Laut dengan kabupaten Bandung. Di barat dengan kabupaten Cianjur, dan di timur dengan kabupaten Tasikmalaya.
Garut dikenal sebagai pemasok sayuran, palawija, buah-buahan, jagung dan beras untuk kebutuhan nasional. Juga penghasil tanaman dengan nilai ekonomis tinggi yaitu akar wangi, yang merupakan bahan dasar parfum.
Garut juga terkenal karena sebagai pelopor nasional sutra alam sejak tahun 1920-an dan pelopor perkulitan tradisional nasional. Kota ini terkenal pula karena sentra peternakan domba unggulan baik untuk domba adu maupun untuk pedaging, dan industri makanan khas Dodol Garut.


Pada umumnya Garut adalah daerah agraris dengan sumber air yang sangat melimpah. Sayangnya komoditas pertanian yang tempo dulu terkenal seperti Jeruk Garut, kedele dan tembako mole, kini sudah tiada lagi. Jeruk Garut yang dulu tahun 60-an terkenal karena manis, harum dan lezatnya, kini hanya tinggal kenangan. Musnah diserang Virus. Sekalipun almarhum pakar Virus guru besar UNPAD yaitu Prof DR Soelaeman telah berusaha sekuat tenaga untuk menyembuhkan penyakit ini, ternyata tidak berhasil. Kini di lokasi tanaman Jeruk di Karang Pawitan, Sadang dan Wanaraja, sudah tak nampak lagi hamparan tanaman jeruk seperti tahun-tahun 50-60an.

Keindahan alam Situ Bagendit, Garut, Jawa Barat (Poto: Puspita Asri Pracéka)
Tempo dulu pada jaman Belanda Garut dikenal sebagai sebagai Swiss van Java, karena pesona alamnya yang menakjubkan dengan kontur yang sangat eksotis dan disempurnakan dengan hawa yang sejuk dan bersih. Bahkan pada pertengahan tahun 1950-an Garut terkenal dengan sebutan Kota Intan.
Jarak yang tidak begitu jauh dari Bandung, ibu kota Jawa Barat tersebut, menjadikan kota Garut cukup ramai di kunjungi baik oleh wisatawan domestik (wisdom) maupun wisatawan mancanegara (wisman). Hal ini dapat terlihat dengan cukup padatnya kota ini terutama pada akhir minggu atau musim libur anak sekolah.
Beberapa objek dan atraksi wisata yang dapat dilihat dan dikunjungi di Garut adalah:
1. Wisata Budaya: Candi Cangkuang, Situ Bagendit, Makam keramat Godog, Makam keramat Cinunuk, Situ Kabuyutan Ciburuy, Kampung Dukuh.
2. Wisata Alam: Cipanas, Flamboyan Ngamplang, Papandayan, Kawah Talaga Bodas, Kawah Darajat, Air terjun Neglasari, Curug Orok, Sayang Heulang, Pantai Santolo, Pantai Gunung Gede, Pantai Cijeruk Indah, Pantai Manalusu, Pantai Cijayana, Pantai Rancabuaya.
3. Wisata Minat Khusus: Arung Jeram Sungai Cimanuk dan Cikandang, Curug Citiis, Kawah Talagabodas, Gunung Papandayan, Air terjun Neglasari, Cagar Alam Leuweung Sancang.
Menurut keterangan yang diperoleh dari Dibudpar Jawa Barat, Garut memiliki sekitar 29 objek wisata. Sungguh potensi wisata yang cukup menggembirakan, apabila dilola secara baik dan professional. Beberapa objek wisata di Kabupaten Garut yang menarik dan bisa dipasarkan kepada wisdom maupun wisman antara lain:
1. Pantai Ranca Buaya, adalah pantai yang sangat eksotis dengan tebing karang yang menjulang tinggi dihempas gelombang pantai selatan yang perkasa tempat bersarangnya burung walet pantai yang berkualitas. Keramah tamahan adalah salah satu ciri khas warga pantai ini, walau wajah keras para pekerja laut cukup kentara. Kitapun bisa menikmati hidangan laut yang segar dan murah dengan penyajian secara kekeluargaan. Bagi penggemar selancar, mungkin pantai ini cukup cocok, terutama para wisman.
2. Pantai Cijayana, merupakan pantai kosong berpasir hitam sebagai pantai tempat ikan laut bertelur pada saat perubahan musim. Juga merupakan finish point untuk rafting di sungai Cikandang. Ada dua sungai yang biasa digunakan untuk rafting, yaitu Sungai Cikandang dengan tingkat kesulitan IV – V yang berakhir di pantai Cijayana dan hulu sungai Cimanuk pada grade III-IV yang berakhir di Garut Kota. Kegiatan dan lokasi yang sungguh menantang, menegangkan dan mengasyikan.
3. Pantai Taman Manalusu yang dipopulerkan oleh cucu dari Karl Manalusu Tambunan, Administratur Perkebunan Kelapa Sawit Condong. Terletak di Kecamatan Cikelet, 96 km dari Garut Kota. Taman lautnya menakjubkan. Tidak kalah indahnya dengan taman laut Bunaken di Menado.
4. Pantai Santolo / Cilaut Eureun, adalah sebuah dermaga tua yang unik pada sebuah tanjung kecil. Merupakan pelabuhan nelayan tradisional dengan dermaga peninggalan Belanda pada abad 18. Hanya sekitar 84 km kearah selatan Garut.
5. Sayangheulang, adalah pantai berpasir putih yang bersebelahan dengan Santolo dan kita bisa menyusuri sepanjang sekitar tiga kilometer untuk menikmati pemandangan yang menakjubkan ditambah semilir spoi-spoi pantai yang segar dan jauh dari polusi. Atau bisa pula kita berjalan diatas karang yang sedikit menjorok ke laut ketika laut surut sambil menikmati ikan-ikan hias pada kubangan-kubangan kecil yang diselingi deburan ombak pantai selatan yang perkasa.
6. Karang paranje, mirip Tanah Lot di Bali namun lebih kecil, Biasa digunakan untuk tempat memancing yang mengasyikan. Terletak di Kecamatan Cibalong, 86 km dari Garut kota.
7. Leuweung (hutan) Sancang berikut Pantai nya, adalah garis pantai paling timur, langsung berbatasan dengan Tasikmalaya. Sancang adalah hutan suaka alam yang dimitoskan sebagai tempat mangkatnya Prabu Siliwangi raja Pajajaran yang melegenda. Pantai yang sangat bersih tempat pemancingan favorit para petualang seringkali dipergunakan sebagai lahan penelitian lingkungan dan biologi.
8. Gunung/ Kawah Papandayan, terletak pada ketinggian 2626 m dpl. Adalah gunung berapi aktip. Namun sangat aman untuk dikunjungi sampai ke bibir kawah sekalipun. Dan merupakan kawah dengan kaldera terluas di Asia. Jauhnya hanya 29 km dari kota Garut. Sudah terkenal terutama di kalangan pencinta alam.
9. Kawah Darajat, di sekitar perkebunan rakyat yang sangat subur dan kini dibuat pembangkit listrik dan berdekatan dengan kawah Kamojang di perbatasan Garut – Bandung.
10. Curug Orok, terletak di Perkebunan teh Papandayan dengan ketinggian 20 m. Keunikan air terjun ini adalah banyaknya aliran air dari sungai bawah tanah sehingga membentuk landscape yang menakjubkan. Terletak 30 km kearah selatan Garut.
11. Curug Citiis, di lembah Gunung Guntur berdekatan dengan Cipanas. Dapat dicapai dengan jalan kaki dari desa Pasawahan, kampung Rejeng, dimana para penduduknya cukup ramah. Sesuai dengan namanya, air curug ini sangat dingin namun menyegarkan. Tidak jauh dari curug Citiis ini malah sudah banyak bangunan perumahan semacam vila, yang bisa disewa bagi yang mau nginap. Pemandangan sekitarnya cukup indah. Memandang kearah timur akan nampak perkampungan pedesaan, yang dikelilingi persawahan penduduk, melihat kesebelah selatan akan nampak Garut Kota yang sudah semakin padat dengan berbagai bangunan.
12. Situ Bagendit, dengan Nyi Endit sebagai legendanya adalah situ terluas di Garut seluas 124 ha. Jarak dari Garut Kota 13 km melewati jalan yang diapit sawah sejauh mata memandang. Kita bisa mengelilingi situ ini dengan rakit bambu tradisional, sambil menikmati sepoi-sepoi angin pegunungan. Ada banyak kedai yang menunggu kita setelah berakit selain fasilitas atraktif lainnya. Setiap tahun diadakan festifal Bagendit yang menampilkan berbagai atraksi budaya dan seni.
13. Candi Cangkuang, satu-satunya candi terlengkap di Jawa Barat peninggalan abad VIII. Berada di sebuah pulau ditengah Situ Cangkuang. Terdapat enam buah rumah adat, dan lokasinya dinamakan Kampung Pulo atau Kampung Adat.. Kekhasan objek wisata ini adalah adanya rakit bambu melintas Situ Cangkuang yang ditebari Teratai Merah dan Putih untuk mencapai pulau tersebut. Jarak dari Bandung 54 km. Sedangkan dari kota Garut 16 km.
14. Makam Godog, makam Prabu Kiansantang putera Prabu Siliwangi, kakek dari Sunan Gunung Jati Cirebon. Paling banyak dikunjungi terutama pada bulan maulud. Demikian pula Makam Pangeran Papak, penyebar agama Islam dan pejuang local melawan penjajah Belanda.
15. Kampung Sampireun, letaknya tak jauh dari Gunung Papandayan, tepatnya di kecamatan Samarang. Disana disewakan beberapa rumah yang punya gaya dan disain tradisional sunda. Berada di sebuah kolam luas. Baik makanan, pelayanan, para petugas, maupun suguhan hiburan dan lain-lain, dilakukan secara budaya tradisional sunda. Banyak menarik para wisatawan asing, karena promosinya dilakukan secara professional di Jakarta, walau bayarannya pakai dolar yang cukup mahal.
16. Cipanas, adalah objek wisata yang paling diunggulkan. Berada 6 km dari Garut Kota di kaki Gunung Guntur yang eksotis. Memiliki sumber air panas paling bening di Indonesia yang terjadi dalam kolam renang berbagai desain. Disinipun banyak hotel mulai dari kelas melati sampai dengan bintang tiga, kolam renang air panas, kamar rendam air panas dan beberapa restoran kecil.
Kiranya dari apa yang ditampilkan dan diurai singkat beberapa objek wisata diatas walaupun tidak semua ODTW, ternyata Kabupaten Garut memiliki objek wisata yang sangat potensial untuk segera dipasarkan secara nasional maupun global/ internasional, melalui berbagai media promosi.
Penulis pernah membaca beberapa brosur dan liflet dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Garut yang ditulis dalam dua bahasa, Indonesia dan Inggeris. Bagus, sudah mulai ada kemajuan. Tinggal upaya promosi yang lebih strategis, gencar dan koordinatif. Koordinasi baik antar dinas, maupun vertical dengan pusat. Termasuk koordinasi dengan Asosiasi-asosiasi kepariwisataan nasional maupun internasional. Bilamana perlu media-media komunikasi dengan teknologi baru seperti internet maupun TV perlu lebih digalakkan secara istikomah dan terarah.
Satu hal yang tidak kalah pentingnya adalah peningkatan kemampuan kelembagaan Public Relation (PR), beserta SDM nya. Terutama yang nanti akan langsung menangani pelayanan consumer yaitu wisatawan domestic (wisdom), maupun wisatawan mancanegara (wisman). Jadikanlah SDM yang benar-benar handal dan professional.
Akhirnya, diharapkan Garut telah memiliki Visi dan Misi Kepariwisataan yang workable untuk dioperasionalkan. Sehingga akhirnya Garut menjadi Kabupaten terunggul di Jawa Barat yang mampu bersaing sekalipun dengan dunia luar. Garut menjadi Kabupaten Pangirutan ( punya daya tarik) Wisatawan. Semoga!

Komentar

Begitu banyak potensi wisata yang dimiliki oleh daerah Garut, hendak ini menjadi peluang besar untuk daerah tersebut dalam memaksimalkan pendapatan daerah. Saya setuju dengan pendapat penulis, pemerintah daerah harus berupaya seoptimal mungkin mempromosikan potensi ini,dengan gencar pada segmentasi pasar yang tepat dan efektif. Agar upaya promosi tersebut lebih terarah dan tepat sasaran dengan kegiatan promosi yang intensif diharapkan nanti pasar akan aware dengan mau datang berkunjung ke Garut. Dalam memasarkan produk wisata hendaknya juga memiliki style product yang berbeda dengan daerah lain, seperti yang kita ketahui bahwa yang menawarkan pesona alam tidak hanya daerah Garut saja yang ada di Negara kita ini tetapi daerah lain juga walaupun produk yang ditawarkan relatif sama yaitu pesona alam,tetapi hendaknya memiliki perbedaan atau keunikan tersendiri yang tidak dimiliki daerah lain, misalnya tema yang di usung atau taglinenya “pesona keindahan Garut dan budaya Asli Sunda” dengan demikian wisatawan akan tertarik untuk berkunjung karena memiliki suatu keunikan tadi yang ditawarkan dan memiliki nilai pengalaman yang lebih bagi wisatawan. Dalam buku Manajemen Pariwisata oleh Dr.Ir Rochajat Harun, M.ed. dikemukakan bahwa dalam kepariwisataan “product style” yang baik adalah:
1. objek itu sendiri harus menarik untuk disaksikan maupun dipelajari
2. mempunyai kekhususan dan berneda dari objek yang lain
3. adanya kemudahan di dalam pencapaiannya (aksesibilitas) yangmana prasarana menuju ke tempat tersebut terpelihara dengan baik.
4. tersedia fasilitas , something to see,something to do, something to know and something to buy.
5. memiliki potensi pasar (layak untuk dikunjungi), sehingga ada selera pasar(demand), yang didukung oleh kondisi lingkungan yang baik (aman,nyaman, kesehatan dan lain sebagainya) dan juga kondisi iklim yang baik.
6. adanya pengelolaan yang baik, dan sarana pendukung untuk melaksanakan aktifitas didalamnya(akomodasi dan sebagainya).

Seperti yang kita ketahui bahwa pariwisata adalah kegiatan multi sektoral dengan terciptanya pertumbuhan kepariwisataan yang semakin baik serta didukung dengan iklim politik yang baik di daerah, maka sektor-sektor lain juga akan tumbuh dan berkembang dengan baik. Seperti industri perhotelan, akomodasi, perjalanan wisata, telekomunikasi dan restoran dan pada akhirnya membuka lapangan pekerjaan baru dan dapat mengurangi tingkat pengangguran dan kemiskinan.

Continue..

Filed Under:



Studi Kasus LVMH
KONSEP DASAR HARGA


Ketika sebuah perusahaan memutuskan untuk memasuki dunia pemasaran global maka harus dapat membangun sebuah system dan kebijakan tertentu penetapan harga. Ada hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini, yaitu tingkat persaingan nasional yang terwujud pada factor biaya, perizinan,dan keunikan yang ditawarkan sesuai dengan keadaan nasional sebuah negara. Selain itu ada hal penting lain yang perlu diperhatikan dari pihak internal perusahaan. Tergantung jenis perusahaannya, maka ada berbagai kepentingan kelompok di dalamnya yang terkadang menimbulkan masalah.
Tujuan dan Strategi Penetapan Harga Global
Ada sejumlah strategi penetapan harga yang tersedia bagi para pemasar global. Meskipun demikian, sasaran secara keseluruhan haruslah berupa kontribusi pada tujuan penjualan dan laba perusahaan di ppasar global. Strategi berorientasi pada pelanggan seprti market skimming, penetrasi, market holding bisa digunakan apabila persepsi konsumen dijadikan sebagai pedomkan utama. Harga dalam pasar global harus selalu dievaluasi secara regular dan disesuaikan bilamana diperlukan. Selain itu tujuan penetapan harga bisa bervariasi tergantung pada tahap siklus hidup produk dan situasi persaiongan di masing-masing Negara tujuan pemasaran.
1.Market Skimming
Strategi penetapan harga market skiming merupakan usaha secara sistematis untuk menjangkau dan mealayani segmen pasar yang bersedia membayar harga mahal untuk suatu produk. Produk harus memiliki nilai yang tinggi bagi para pembeli. Biasanya strategi ini diterapkan dalam tahap perkenalan dalam siklus hidup produk, dimana kapasitas produksi dan persaingan masih sangat terbatas. Oleh karena itu, permintaan terbatas pada early adapters yang bersedia dan mampu membayar harga tersebut. Salah satu tujuan strategi ini adalah memaksimumkan pendapatan pada volume yang terbatas dan menyesuaikan permintaan dengan penawaran yang tersedia. Selain itu, akan memperkuat persepsi pelanggan mengenai nilai produk yang tinggi. Bila hal ni terjadi, maka harga menjadi bagian dari strategi positioning produk total.
2.Penetrasi Pricing
Strategi ini menggunakan harga sebagai senjata bersaing guna meraih posisi pasar. Patut diperhatikan bahwa pengekspor pertama kali kemungkinan besar tidak menggunakan strategi ini. Alasannya bahwa, penetapan harga penetrasi sering berarti produ dijual dengan merugi untuk periode yang cukup lama.
3.Market Holding
THEORY ENVIRONMENTAL ON PRICING DECISIONS
Fluktuasi mata uang
Di pemasaran global tugas menentukan harga sangat komplek dan fluktuatif. Manejemen berbeda dalam menghadapi situasi keputusan harga , ini berbeda situasi ketika perusahaan home country mata uangnya kuat, ini suatu kejadian kurang baik untuk tipikal exporter,karena pendapatan luar negeri berkurang, ketika dinilai kedalam mata uang home country. Ketika nilai mata uang suatu Negara lemah,produsen dapat harga ekspor untuk meningkatkan market share atau memelihara dan menghasilkan kuentungan margin yang lebih baik.

Government control,subsidies, and regulation.
Kebijakan pemerintah dan peraturannya berdampak pada keputusan harga termasuk membuang/mengenyampingkan UU,membenahi peraturan harga, flafon harga, dan tinjauan umum dari tingkatan harga. Tindakan pemerintah membatasi pengelolaan kemampuan untuk penyesuaian harga bisa menekan pada margin.

Competitive behaviour
Keputusan harga tidak terbatas hanya biaya dan permintaan alamiah tetapi jg oleh tindakan kompetitif.
Jikana competitor tidak menyesuaiakan harga dalam merespon kenaikan biaya, bahkan jika sangat sadar dampak kenaikan biaya pada operasi margin, maka akan dibatasi penyesuaikan harga. Sebaliknya, jk competitor manufaktur atau sourcing dalam sebuah Negara low-cost country,ini mungkin perlu untuk memotong harga untk tetap bersaing.

Inflationary environment
Inflasi dapat disebabkan meningkatnya persediaan uang,inflasi sering direfleksikan dalam harga impor barang ke suatu negara yang nilai mata uang nya devaluasi. Hal penting untu harga dalam sebuah inflasi adalah memeliharaoperasi profit margin. Ketika sekarang terjadi inflasi harga harus disesuaikan, misalnya peningktan biaya harus mengcover peningkatan penjualan margin, hal ini efektif untuk menjaga dampak dari inflasi.

KEBIJAKAN PENETAPAN HARGA GLOBAL
Ada tiga alternative kebijakan penetapan harga global, yaitu :
1.Kebijakan Penetapan Harga Extention/Ethnocentric
Dalam kebijakan ini, harga suatu spoduk akan sama diseluruh dunia dan importer menanggung biaya pengiriman dan bea impor. Pendekatan ini memiliki keunggulan yaitu sangat sederhana karena implementasinya tidak membutuhkan informasi mengenai kondisi pasar persaingan. Namun, kelemahan pendekatan ini juga terletak pada kesederhanaannya. Pendekatan ini mengabaikan situasi persaningan dan pasar setiap nasional. Akibatnya, laba perusahaan di setiap pasar nasional maupun secara global tidak maksimum.
2.Kebijakan Penetapan Harga Adaptation/Polycentric
Dalam kebijakan ini, perusahaan memberikan wewenag kepada manajer kantor cabang untuk menetapkan sendiri tingkat harga yang dirasa paling cocok untuk situasi yang mereka hadapi. Dalam pendekatan ini, tidak ada kendali atau persyarakatan perusahaan bahwa harga harus dikoordinasikan antar Negara. Satu-satunya kendala dalam pendekatan ini adalah menentukan harga transfer dalam sistem korporasi. Pendekatan seperti ini sangat sensitive terhadap kondisi lokal, namun disparitas harga pasar lokal melampaui biaya transportasi dan bea cukai antar Negara. Bila situasi seperti ini terjadi, maka ada peluang bagi manajer perusahaan untuk memanfaatkan disparitas harga dengan cara membeli produk di pasar yang lebih murah dan menjualnya di pasar yang harganya lebih mahal. Selain itu, ada pula masalah lain dalam kebijakan penetapan harga adaptasi, yaitu bahwa pengetahuan dan pengalaman berharga dalam system korporasi menyangkut srategi penetapan harga yang efektif tidak berlaku untuk setiap keputusan penetapan harga lokal.strategi tersebut tidak berlaku karena para manajer local bebas menentukan harga yang menurut mereka paling cocok dan mereke mungkin tidak mengetahui sepenuhnya mengenai pengalaman perusahaan ketika mereka membuat keputusan.
3.Kebijakan Penetapan Harga Invention/Geocentric
Dalam pendekatan ini perusahaan tidak menetapkan satu harga untuk diberlakukan di seluruh dunia dan juga tidak menyerahkan keputusan penetapan harga kepada cabang perusahaan, namun justru mengambil posisi di antara keduannya. Asumsi yang mendasari penetapan strategi ini adalah bahwa terdapat factor-faktor pasar local yang unik yang harus dpahami dalam membuat keputusan harga. Factor-faktor tersebut meliputi baiya local, tingkat penghasilan, persaingan, dan strategi pemasaran local. Biaya local ditambah dengan pengembalian investasi modal dan personalia menentukan batas bawah harga (price floor) untuk jangka panjang. Akan tetapi, dalam jangka pendek sebuah perusahaan bias memutuskan untuk menetapkan tujuan penetrasi pasar dan menetepkan harga dibawah niali pengembalian cost-plus menggunakan pemasok ekspor untuk membangun pasar. Tujuan jangka pendek lainnya berupa estimasi ukuran pasar pada harga tertentu yang akan mendatangkan laba, sekalipun memakai pemasik local dan skala output tertentu. Factor terakhir yang mempengaruhi keputusan harga adalah strategi dan bauran pemasaran local. Harga harus selaras dengan unsur program pemasaran yang lain. Sebagai tambahan atas factor-faktor lokal ini, pendekatan geosentris mengakui bahwa koordinasi harga dengan kantor pusat diperlukan untuk mengangani para pelanggan internasional dan arbitrase produk. Akhirnya, pendekatan geosentris secara sadar dan sistematik berusaha memastikan bahwa pengalaman penetapan harga nasional yang sudah terakumulasi akan diperkaya dan diterapkan kalau relevan.

GRAY MARKET GOODS
Barang-barang Gray market merupakan produk trademarked yang di ekspor dari satu Negara ke Negara lainnya dimana mereka menjual kepada orang atau organisasi secara illegal. Pada prakteknya, parallel importing, jenis yang digunakan ketika suatu produk hanya sedikit tersedia, ketika produsen menggunakan strategi skimming di dalam pasar tertentu, atau ketika produk tunduk kepada kenaikan harga subtansial. Hal ini telah terjadi pada sampanye Prancis yang dijual di US, hal ini juga bisa terjadi pada pasar Eropa dalam bidang farmasi, ketika harga berubah secara meluas dari suatu Negara ke Negara lainnya.
Kadang pemasar gray membawa produk yang diproduksi di suatu Negara contohnya sampanye Prancis yang diimpor kedalam Negara kedua yang bersaing dengan importer yang legal. Pemasar barang gray menjual barangnya dengan harga yang murah dibandingkan dengan importer yang diberi hak secara legal. Jenis pemasaran lainnya yang digunakan oleh gray yaitu perusahaan home industries manufaktur yang bergabung didalam sebuah perusahaan asing, terkadang produknya dijual oleh distributor asing kepada gray marketers. Belakangan produksi produknya di perusahaan home industries dimana mereka telah melengkapi dengan produk domestik. Walaupun barang gray market memberi kesamaan trademark seperti produksi aslinya, namun terdapat perbedaan seperti kualitas barang, ramuan, dan yang lainnya. Pabrik tidak memberikan garansi pada beberapa produk gray seperti kamera dan peralatan elektronik.
Contoh kasus diatas menunjukan, pemasaran gray markets memberikan keuntungan harganya lebig murah dibandingkan dengan barang yang dijual oleh distributor yang memiliki hal sacara legal atau dengan produsen dosmestik. Para pembeli memperoleh harga yang lebih rendah dan meningkat pilihan.
Di US, barang-barang gray market tunduk kepada suatu hukum tua 75 tahun, sejak tahun 1930. Bagian 526 mengenai tindakan yang dengan jelas melarang barang impor barang-barang perusahaan asing tanpa izin dari pemilik trademark. oleh karena permasalahan dihubungkan dengan peraturan gray markets, seorang tenaga ahli tentang undang-undang telah berargumentasi bahwa, atas nama pasar bebas dan perdagangan bebas, konggres AS perlu mencabut bagian 526. Suatu hukum baru diperlukan bahwa barang-barang gray markets untuk membawa label yang dengan jelas menjelaskan perbedaan antara produk mereka dengan barang-barang yang melalui saluran yang telah diberi hak secara legal. Tenaga ahli lainnya percaya bahwa, dengan menganti atau mengubah hukum, perusahaan seharusnya dapat mengembangkan strategi proaktif sebagai tanggapan terhadap gray markets. Salah satu strategi yang dapat dilakukan yaitu meningkatkan market segmentation dan differensisasi produk sehingga produk gray markets kurang menarik, cara yang lainnya yaitu untuk lebih agresif dalam mengidentifikasi dan melibatkan distributor akhir dalam menjual kepada gray marketers. Kesulitan mengenai undang-undang melanjut, internet muncul sebagai alat yang baru dan kuat yang mengijinkan calon gray markets untuk kedua-duanya mengakses informasi harga dan jangkauan pelanggan.

DUMPING
Dumping merupakan praktik diskriminasi harga yang menjual produk impor dengan harga yang lebih murah daripada untuk produk yang sama di Negara asal. Selain itu, praktik diskrimianasi harga yang menjual produk impor dengan harga yang lebih rendah daripada biaya produksinya juga dikategorikan sebagai dumping. Berbagai begara telah memiliki kebijakan dan prosedur masing-masing untuk melindungi perusahaan nasionalnya dari praktik dumping.
Secara garis besar, dumping bias dikelompokan menjadi tiga macam, yaitu :
1.Dumping spondaris, yaitu dumping yang dilakukan secara temporer dengan tujuan utama mengatasi masalah kelebihan kapasitas. Kelebihan kapasitas dipasarkan ke luar negeri dengan harga berapa pun yang penting dapat terjual. Dengan dmeikian, perusahaan bias mendapatkan pemasukan dan terhindar dari perang harga di pasar nasionalnya.
2.Dumping predatoris, yaitu praktik dumping dengan menjual produk secara merugi dengan tujuan mendapatkan akses ke suatu pasar dan menyingkirkan para pesaing. Begitu pesaing mulai berguguran dan posisi perusahaan cukup kuat, barulah harga dinaikkan.
3.Dunping persisten, yaitu jenis dumping yang paling permanen, di mana perusahaan secara konsisten menjual produknya dengan harga lebih rendah di satu pasar dibandingkan di pasar-pasar lainnya. Hal ini dimungkinkan dengan penerapan metode penerapan hargainkremental atau marginal untuk pasar luar negeri dan metode penetapan harga penuh untuk pasar dalam negeri. Akibatnya, konsumen dalam negeri harus berkorban dengan membayar harga yang lebih mahal daripada konsumen Negara lain.

PRICE FIXING
Banyak perusahaan, merepresentasikan harga untuk produknya kepada dua atau lebih perusahaan secara rahasia dan itu merupakan hal yang legal untuk dilakukan oleh sebuah perusahaan. Prakteknya, price fixing biasanya digunakan untuk mengambil tindakan anticompetitive. Cara ini biasanya digunakan oleh perusahaan untuk memastikan bahwa harga produk mereka yang lebih tinggi dibandingkan dengan produk yang tersedia dipasar. Di dalam horizontal price fixing, pesaing yang bergerak di dalam suatu industri yang sama bekerjasama untuk tetap menjaga harga yang tinggi untuk produk mereka. Sedangkan Vertical price fixing terjadi ketika suatu pabrik bekerjasama dengan agen besar atau dengan relaiters untuk memastikan bahwa harga eceran tetap stabil.



TRANSFER PRICING
Transfer pricing mengacu pada penetapan harga barang-barang, jasa, dan hak milik tak terukur yang dibeli dan yang dijual oleh divisi atau unit perusahaan yang sama. Dengan kata lain, transfer pricing berkonsentrasi pada pertukaran intracorporate, transaksi yang terjadi antar pembeli dan penjual yang mempunyai induk perusahaan yang sama. Sebagai contoh, Toyota cabang selain untuk menjual tetapi juga bisa membeli barang dari cabang yang lain. Transfer pricing adalah suatu topik penting di dalam pemasaran global sebab barang-barang yang melewati perbatasan nasional akan mengakibatkan suatu penjualan, oleh karena itu transfer pricing mereka adalah kepada otoritas penetapan pajak, mereka juga ingin memberikan pembagian yang adil baik itu pajak pendapatan dan juga customs service, yang mana ingin menyesuaikan atas barang-barang itu. Joseph Quinlan, pemimpin strategi pemasaran Bank Amerika, memperkirakan perusahaan AS mempunyai 23.000 perusahaan gabungan diluar negeri, sekitar 25 persen pengiriman barang ekspor keluar Amerika dilakukan oleh perusahaan cabangnya. Dengan kata lain, pengiriman intracorporate adalah pengiriman barang oleh perusahaan cabang diluar amerika ke Amerika yang menghadirkan seperempat barang dagangan. Transfer pricing adalah suatu isu untuk masing-masing pengiriman. Di dalam menentukan harga transaksi ke cabang, perusahaan global harus menunjuk sejumlah isu, mencakup pajak, tarif dan tugas-tugas, perpindahan laba yang diatur oleh pemerintah, berlawanan dengan joint venture partners dan peraturan pemerintah. Tidak mengherankan jika Kantor pajak Amerika Serikat, Departement pajak Inggris, kantor pajak jepang sangat tertarik dalam menetapkan kebijakan pajak transer pricing, karena dari transer pricing ini suatu negara akan mendapatkan devisa yang sangat besar. Transfer pricing sedang membuktikan diri untuk menjadi kunci di Eropa sebagai suatu kemudahan pengauditan kebijakan pajak dari transfer pricing.
Ada tiga pendekatan alternatif utama untuk memindahkan penetapan harga. Pendekatan yang digunakan akan berbeda menurut sifat alami perusahaan, produk, pasar, dan keadaan historis dari tiap kasus. Suatu market-based transfer price diperoleh dari harga yang dibutuhkan agar menjadi suatu harga kompetitif di pasar internasional. Dengan kata lain, ini akan menjadi suatu perkiraan dari arm's-length transaction. Batasan atas harga ini adalah biaya. Perusahaan Global masa kini mempunyai banyak pilihan outsourcing yang tersedia untuk mereka. Ini juga memberikan tekanan tambahan pada intracorporate untuk mengontrol persediaan, menggolongkan persediaan, mengendalikan persediaan dan memotong biaya-biaya disuatu usaha untuk bersaing dengan kompetitor. Dalam beberapa kasus, tidak ada pasar yang eksis untuk produk tertentu. Bagaimana kemudian, kita dapat memasuki disuatu market-based price? Cost-based transfer price dapat mengambil format yang sama sebagai metoda penetapan harga yang mencakup biaya produksi dan memperkirakan biaya yang akan datang. Biaya-Biaya tersebut digambarkan mempunyai suatu dampak atas kebijakan-kebijakan dan tarif penjualan yang ditetapkan oleh perusahaan cabang dari suatu perusahaan global. Alternatif yang ketiga adalah negotiated transfer prices. Metoda ini mungkin diberlakukan ketika harga pasar sering berubah-ubah.

Tax Regulations and Transfer Prices
Dikarenakan perusahaan global melakukan bisnis di suatu dunia yang ditandai oleh pajak perseroan dengan tingkat tarif yang berbeda, maka ada suatu strategi yang dilakukan perusahaan global untuk memaksimalkan pendapatan di negara-negara dengan tarif pajak yang rendah dan meminimalisasikan pendapatan di negara-negara dengan tarif pajak yang tinggi. Pemerintah sungguh sadar akan situasi ini. Beberapa tahun terakhir ini, banyak pemerintah sudah mencoba untuk memaksimalkan hasil pajak nasional dengan mengajak perusahaan-perusahaan global untuk menanamkan investasinya ke negara mereka dan mengamanatkan realokasi biaya dan pendapatan.

Sales of Tangible and Intangible Property
Section 482 of the U.S. adalah tentang perbendaharaan peraturan berhadapan dengan perpindahan bahan baku, barang-barang jadi barang-barang setengah jadi yang dikendalikan perusahaan intracompany, seperti intangibles, beban biaya untuk penggunaan teknologi pabrikasi. Aturan Yang umum yang berlaku untuk menjual hak milik tangibles dikenal sebagai metode "arm's-length", menggambarkan sebagai harga yang akan dibebankan di dalam transaksi mandiri antara bagian tidak berkaitan di bawah keadaan serupa.

Competitive Pricing
Sebab Section 482 of the U.S. adalah tempat yang banyak tekanan pada arm's-length price, seorang manajer pada suatu perusahaan U.S. yang menguji peraturan mungkin ingin tahu apakah inti dari surat ijin peraturan ini yang menetapkan keputusan harga yang dibuat untuk mengenai penjualan dan faktor kompetitif. Jelasnya, seandainya standard arm's-length diterapkan, suatu perusahaan tidak mungkin mampu bereaksi terhadap faktor yang kompetitif yang ada di dalam tiap-tiap pasar global dan domestik. Kebetulan, peraturan menyediakan suatu pembukaan untuk perusahaan untuk mencari harga yang kompetitif disuatu pasar U.S. banyak menginterpretasikan peraturan yang ada berarti bahwa perusahaan mengurangi harga dan meningkatkan biaya pemasaran untuk memperoleh penguasaan pasar, bahkan ketika mereka tidak melakukannya di suatu arm's-length transaction dengan suatu distributor mandiri. Ini dikarenakan posisi pasar, suatu investasi dan suatu asset. Suatu perusahaan akan menginvestasikan suatu asset jika itu dapat dikontrol oleh pengecer cabang. Peraturan boleh juga ditafsirkan seperti mengijinkan suatu perusahaan untuk menurunkan harga transaksinya untuk kepentingan memasuki suatu pasar baru atau memasuki persaingan di dalam suatu pasar yang ada maupun mendirikan/memulai pengurangan harga atau terus meningkatkan pemasaran usaha di dalam pasar yang ditargetkan. Perusahaan harus mempunyai dan menggunakan garis lintang di dalam pembuatan keputusan harga jika mereka akan mencapai sukses penting di dalam pasar internasional.

Importance of Section 482 Regulations
Apapun juga dasar pemikiran penetapan harga, para eksekutif dan para manajer yang dilibatkan dalam kebijaksanaan penetapan harga internasional harus membiasakan diri mereka dengan peraturan Section 482 of the U.S. Dasar pemikiran penetapan harga harus sesuai dengan niat dari peraturan ini. Di dalam suatu usaha untuk mengembangkan peraturan tentang transfer pricing agar dapat lebih bekerja, IRS mengeluarkan peraturan temporer pada 13 Januari 1993, yang disebut "contempora­neous documentation (dokumentasi serentak/seumur)" yang mendukung keputusan transfer pricing. Dokumentasi seperti itu akan melibatkan manajemen dan personil pemasaran didalam menetapkan transfer pricing, untuk mensiasati strategi dari departemen pajak. Perusahaan harus mempertunjukkan bahwa metode penetapan harga mereka menjadi hasil dari pilihan bukan suatu kekhilafan.
Perbendaharaan peraturan dan penyelenggaraan kebijakan IRS sering membingungkan dan tak terduga. Bagaimanapun, bukti besar bahwa pemerintah yang sederhananya mencari cara untuk mencegah penghindaran pajak dan untuk memastikan distribusi pendapatan yang adil dari operasi perusahaan perdagangan internasional. Meski demikian, pemerintah tidak selalu berhasil dalam usahanya untuk menyelenggarakan Section 482 of the U.S.dengan merelokasi pendapatan. Didalam long-running battle yang sah, pemerintah U.S. sedang mencoba untuk menunggu pembayaran pajak $ 2.7 milyar lebih dari Glaxosmithkline. Kantor pajak menilai bahwa Glaxo tidak membayar cukup pajak atas laba dari Zantac. Antara tahun 1989 dan 1999, pendapatan U.S. dari Zantac bernilai total $ 16 milyar. Secara rinci, IRS sedang membebankan bahwa Glaxo's cabang Amerika overpaid royalti kepada perusahaan induk yang ada diInggris, dan mengurangi pajak pendapatan yang dikenakan oleh pemerintah AS.
Bahkan perusahaan yang membuat suatu usaha yang teliti untuk memenuhi ketentuan peraturan dan dokumen, usaha ini dapat ditemukan di dalam halaman pajak. Perlu suatu pertanyaan kenaikan auditor pajak, para eksekutif harus bisa membuat suatu kasus kuat untuk keputusan mereka. Kebetulan, jasa konsultasi tersedia untuk membantu para manajer untuk berhadapan dengan dunia transfer pricing yang sangat rahasia. Saat itu sangat tidak biasa suatu perusahaan global yang besar menginvestasikan ratusan bahkan beribu-ribu dolar untuk menyewa perusahaan akuntansi internasional untuk meninjau ulang kebijaksanaan transfer pricing. Untuk perusahaan dengan anggaran lebih kuat, Worldwide Transfer Pricing Institute di Schaumburg, Illinois, menawarkan suatu paket perangkat lunak, dokumentasi, dan pelatihan kepada para karyawan.

COUNTERTRADE
Dalam beberapa tahun terakhir, banyak eksportir telah dipaksa untuk membiayai transaksi internasional dengan pengambilan pembayaran parsial atau penuh dalam beberapa format selain dari uang. Sejumlah metode keuangan alternatif, dikenal sebagai countertrade secara luas banyak digunakan pada saat ini. Di dalam suatu transaksi countertrade, suatu penjualan mengakibatkan produk yang mengalir di dalam satu arah kepada seorang pembeli. Suatu arus produk dan jasa terpisah, sering mengalir didalam arah yang terbalik. Countertrade biasanya melibatkan seorang penjual dari Eropa dan seorang pembeli dari suatu negara yang sedang berkembang, sebagai contoh negara-negara Blok Soviet yang menurut sejarah sudah menjalankan sistem countertrade. Sistem ini mencapai puncak ketenaran di pertengahan 80-an, dan digunakan oleh 100 negara-negara diseluruh dunia. Di dalam Perserikatan Soviet, countertrade telah menurun di era 1990’s, dan kemudian roboh karena sistem perencanaan yang terpusat.
Seperti catatan tenaga ahli, countertrade labil ketika kurs uang langka. Pengendalian devisa boleh mencegah suatu perusahaan untuk mencari nafkah dengan meninggalkan negara asal. Perusahaan mungkin dipaksa untuk membelanjakan uang didalam negaranya kemudian mengekspor dan menjual produknya pasar negara ketiga. Menurut sejarah, daya penggerak yang paling utama di belakang perkembangan countertrade adalah kemampuan negara berkembang yang menurun untuk membiayai import melalui pinjaman bank. Kecenderungan ini mengakibatkan pemerintah untuk menyetujui keputusan debt-ridden self-financed. Menurut Pompiliu Verzariu of the U.S. Commerce Department: Di tahun 1990-an, tekanan countertrade dikurangi di banyak negara bagian-bagian didunia khususnya Amerika Latin, sebagai hasil pengurangan hutang yang prakarsai oleh Brady, merencanakan menurunkan tingkat bunga internasional, kebijakan yang menjadikan rejim perdagangan liberal, dan kemunculan dari ekonomi blok seperti NAFTA dan Mercosur, yang mana mengintegrasikan perdagangan regional berdasarkan pada prinsip-prinsip pasar bebas.
Hari ini, beberapa kondisi-kondisi mempengaruhi kemungkinan bahwa negara-negara pengimporan akan menuntut countertrade. Pertama adalah memprioritaskan berkait dengan import dari barat. Jadi prioritas countertrade akan semakin sedikit diperlukan. Kondisi yang kedua tentang nilai dari transaksi, semakin besar kemungkinan bahwa countertrade akan dilibatkan. Ketiga, ketersediaan produk dari para penyalur lainnya dapat juga menjadi suatu faktor. Jika suatu perusahaan menjadi tapak kaki penyalur suatu produk, maka ia dapat menuntut pembayaran moneter. Bagaimanapun, jika pesaing akan menghadapi suatu basis countertrade, suatu perusahaan mungkin punya pilihan yang kecil untuk setuju atau mengambil resiko gagal sama sekali dalam penjualan produknya. Keseluruhan, keuntungan nonmarket dan ekonomi mengembangkan pada akses keahlian pemasaran Barat dan teknologi dalam jangka pendek dan hard currency export market jangka panjang AS. pemerintah AS secara resmi menentang mandat pemerintah tentang countertrade, yang mana menghadirkan jenis perdagangan bilateral yang melanggar sistem perdagangan yang dibentuk oleh GATT.
Dua kategori countertrade dibahas di sini. Kategori: format countertrade yang dicampur, mencakup counterpurchase, offset, ganti-rugi perdagangan, dan persetujuan kooperasi menjadi anggota di dalam suatu kategori terpisah. Mereka menyertakan suatu pembedaan riil dari barter sebab kredit atau uang dilibatkan di dalam transaksi itu.

Barter
Istilah barter sedikit kompleks dan format yang paling tua dari countertrade nonmonetized. Sederhananya Adalah suatu tukar-menukar langsung jasa atau barang-barang antar dua pihak. Walaupun tidak ada uang yang dilibatkan, kedua-duanya mitra yang saling menghargai untuk produk yang mengalir pada setiap arah. Satu kontrak menyusun transaksi barter sederhana, yang mana biasanya dalam jangka waktu kurang dari 1 tahun untuk menghindari permasalahan fluktuasi harga. Bagaimanapun juga untuk beberapa transaksi pertukaran boleh memutar tahun atau bulan dengan ketentuan kontrak yang membiarkan penyesuaian ke dalam perbandingan pertukaran untuk menangani fluktuasi harga dunia.
Perusahaan kadang-kadang mencari bantuan dari luar barter spesialis. Sebagai contoh, New York-Based Atwood Richards mulai bekerjasama barter dalam semua bagian-bagian dari dunia . Biasanya distribusi adalah mengarahkan antara perdagangan mitra, dengan tidak ada perantara. Contoh lainnya, pada Jaman Soviet suatu generator turbin Elektris Umum dijual ke Romania. Untuk pembayaran persekutuan dagang GE menerima $ 150 juta dalam bentuk bahan kimia, batang-batang rel, paku, dan produk lain. Salah satu dari highest-profile perusahaan sukses dilibatkan dalam barter adalah PepsiCo, yang telah mendirikan bisnis di Soviet dan post-Soviet dan berdiri untuk lebih dari 20 tahun. Di Jaman Soviet, PepsiCo membarterkan minuman berkonsentrasi tanpa alkohol untuk Stolichnaya vodka, yang mana pada nantinya akan diekspor ke Amerika Serikat oleh PepsiCo wines & spirits dan dipasarkan oleh M. Henri Wines. Di dalam post Soviet pasar ekonomi barter tidaklah perlu diperlukan. Hari ini, Stolichnaya diimport ke dalam Amerika Serikat dan yang dijual oleh Carillon Importers, yang merupakan unit Diageo PLC.

Counterpurchase
Bentuk ini bagian dari countertrade, juga memasukkan parallel trading atau parallel barter, dibedakan dari format di dalamnya masing-masing penyerahan dalam suatu pertukaran dibayar dengan uang tunai. Sebagai contoh, Rockwell Internasional menjual suatu mesin cetak ke Zimbabwe senilai $ 8 juta. bagaimanapun setelah Rockwell menyetujui pembelian $ 8 juta nikel dan besi-khrom dari Zimbabwe, yang nantinya akan dijual kepasar dunia.
Rockwell-Zimbabwe sukses menggambarkan beberapa aspek counterpurchase. Biasanya produk utama yang ditawarkan oleh asing tidaklah berhubungan dengan barang ekspor perusahaan barat dan tidak bisa digunakan secara langsung oleh perusahaan itu. Dikebanyakan counterpurchase transaksi, dua kontrak ditandatangani. Dimana penyalur setuju untuk menjual produk untuk suatu pembayaran tunai ( kontrak jual yang asli), lainnya penyalur setuju untuk membeli dan menjual produk yang tidak berkaitan dari pembeli ( suatu kontrak yang paralel). Dolar value dari counterpurchase biasanya menghadirkan seperangkat percentage dan kadang-kadang nilai yang penuh produk yang dijual kepada perusahaan asing. Ketika penyalur barat menjual barang-barang ini maka siklus perdagangan lengkap.

Offset
Offset adalah suatu pengaturan timbal balik dimana pemerintah negeri pengimpor mencari cara untuk memulihkan jumlahan kurs yang besar dalam membelanjakan atas pembelian mahal seperti pesawat terbang militer atau sistem telekomunikasi. Pada hakekatnya, pemerintah sedang berkata, "Jika kamu ingin kami untuk membelanjakan uang pemerintah atas barang ekspor mu, kamu harus mengimport produk dari negeri kami." Pengaturan offset boleh juga melibatkan kooperasi di dalam pabrikasi, beberapa format teknologi menempatkan kontrak tambahan di tempat itu, atau mengatur pabrikasi atau perakitan lokal sepadan dengan suatu persen tertentu dari nilai kontrak. Di dalam satu sukses terbaru yang melibatkan offset, Lockheed Martin Corp. Menjual F-16 kepada Uni Emirat Arab senilai $ 6.4 milyar. Sebagai balasan, Lockheed Martin Corp setujui menginvestasikan $ 160 juta kedalam Kelompok Offset petroleumrelated UAE
Offset dapat dibedakan dari counterpurchase sebab yang ditandai oleh sukses lebih kecil atas periode waktu lebih pendek. Pembeda yang lain antara offset dan countertrade adalah persetujuan tentang sesuai kontrak hanyalah mencerminkan suatu nota pemahaman yang mengedepankan nilai dolar produk untuk offset dan periode waktu untuk melengkapi transaksi itu. Sebagai tambahan, tidak ada hukuman pada penyalur untuk nonperformance. secara khas, permintaan terbentang dari 20-50 persen menyangkut nilai dari produk penyalur. Beberapa penjualan yang sangat kompetitif sudah memerlukan offset yang melebihi 100 persen penilaian dari penjualan asli.
Offset sudah menjadi suatu segi yang kontroversial dilingkungan perdagangan masa kini. Untuk memenangkan penjualan di dalam pasar penting seperti China, perusahaan global sedang menghadapi permintaan untuk offset bahkan ketika transaksi tidak melibatkan pengadaan militer. Sebagai contoh, Pemerintah Cina memerlukan Boeing Untuk membelanjakan 20 30 persen harga masing-masing pesawat terbang pada pembelian Barang-Barang Cina.
Eksekutif BoeingDean Thornton menerangkan:
" Offset adalah suatu kata-kata buruk dan melawan GATT tetapi itu adalah suatu fakta hidup. Offset sudah digunakan duapuluh tahun yang lalu seperti di Canada atau UK, itu secara tegas menuju ke tanda desimal. " Kamu akan membeli 20 persen offset dari nilai mu." Atau 21 persen atau apapun. Itu masih sebagai jalan masuk militer. Dengan penjualan dari pesawat terbang komersil ini tidak sah undang-undang menjadi kurang tegas.

Compensation Trading
Ini merupakan suatu bentuk countertrade atau juga disebut buyback, melibatkan dua kontrak paralel dan terpisah. Di dalam satu kontrak, penyalur setuju untuk membangun suatu pabrik atau menyediakan peralatan pabrik, hak paten atau lisensi, atau teknis, managerial, atau distribusi, keahlian untuk pembayaran nilai kontrak. Di dalam kontrak yang lain, perusahaan penyalur setuju untuk mengambil pembayaran dalam wujud produk pabrik yang sepadan dengan investasinya untuk jangka waktu sebanyak 20 tahun.
Yang utama adalah, compensation trading bersandarkan pada kesediaan dari tiap perusahaan untuk menjadi pembeli atau penjual. Republik rakyat china telah menggunakan compensation trading secara ekstensif. Mesir juga menggunakan pendekatan ini untuk mengembangkan suatu pabrik aluminum. Suatu Perusahaan swiss, Aluswiss, membangun pabrik dan juga barang ekspor oksid aluminium ke Mesir. Aluswiss memberikan persentasi dari aluminum yang selesai diproduksi dipabrik sebagai pembayaran parsial untuk pembangunan pabriknya. Sebagaimana yang telah dicontohkan, compensation berbeda dengan counterpurchase dalam arti bahwa modal atau teknologi disediakan berhubungan dengan produksi . Dalam counterpurchase, seperti dicatat sebelumnya barang-barang yang diambil oleh penyalur secara khas tidak bisa digunakan secara langsung dalam aktivitas bisnisnya .





Switch Trading
Disebut perniagaan segi tiga (triangular trade) dan swap (bertukar), Switch Trading adalah suatu mekanisme yang dapat diberlakukan bagi barter atau countertrade. Di dalam peraturan ini, suatu profesional, suatu perusahaan switch trading, atau bank masuk ke dalam suatu barter sederhana atau pengaturan countertrade lain ketika salah satu dari pihak tidaklah berkeinginan menerima semua barang-barang yang diterima dalam suatu transaksi. mekanisme pertukaran menyediakan suatu " pasar sekunder" untuk countertraded atau barter barang-barang dan mengurangi kekakuan yang tidak bisa dipisahkan di dalam barter dan countertrade. Pembayaran yang dibebankan oleh switch trading terbentang dari 5 persen - 30 persen untuk materi teknologi tinggi. switch trading mengembangkan jaringan perusahaan mereka sendiri dan kontak pribadi dan biasanya headquartered di Vienna, Amsterdam, Hamburg, atau London. Jika suatu pihak mengantisipasi produk yang diterima dari suatu barter atau countertrade sukses akan dijual secepatnya dengan potongan harga oleh switch trader. praktek yang umum akan menghargai permintaan produksi lebih tinggi, beban biaya khusus untuk gudang penyimpanan, pelabuhan atau berkonsultasi, atau memerlukan pengiriman akan dibebankan oleh pengangkut nasional. Keputusan penetapan harga adalah suatu unsur kritis bauran pemasaran yang harus mencerminkan biaya-biaya, faktor kompetitif, dan persepsi pelanggan mengenai nilai produk itu. Di suatu pasar global, hukum harga akan berlaku. Strategi penetapan harga meliputi market skimming, market penetration, dan market holding. Eksportir pemula sering menggunakan cost-plus pricing. Terminologi internasional suatu penjualan seperti bekas-pekerjaan, I.A.S., FO.L, dan C.Lf dikenal sebagai Incoterms, dan menetapkan pihak yang mana yang bertanggung jawab atas biaya transaksi dan juga biaya-biaya lainnya. Biaya-biaya lain mendorong kearah peningkatan harga jual kembali, akumulasi biaya-biaya yang terjadi ketika produk dikirimkan dari satu perusahaan/negeri kepada yang lain. Harapan mengenai mata uang fluktuasi, inflasi, kendali pemerintah, dan situasi yang kompetitif lebih kepada faktor keputusan penetapan harga. Perusahaan global dapat memelihara harga kompetitif dalam pasar dunia dengan pergeseran sumber produksi ketika kondisi-kondisi bisnis berubah. Keseluruhan, suatu kebijaksanaan harga perusahaan digolongkan kepada faktor etnosentris, polycentric, atau geocentric.
Beberapa isu tambahan berhubungan dengan penetapan harga pemasaran global. Isu tentag barang-barang grey market muncul sebab variasi harga antara negara-negara berbeda mendorong kearah import paralel. Pembuangan adalah isu yang lain yang dapat mengakibatkan hubungan tegang antar mitra perdagangan. Di Amerika Serikat, bukti diskriminasi harga dan kerugian diperlukan di dalam kasus pembuangan. Perpindahan penetapan harga adalah suatu isu oleh karena volume intra-corporate moneter yang menjual belaka dan sebab pemerintah tertarik untuk menghasilkan sebanyak mungkin hasil pajak. Tiga pilihan yang tersedia: cost-based transfer pricing, market-based transfer pricing, and negotiated transfer pricing. Berbagai format countertrade memainkan suatu peran penting di dalam lingkungan global masa kini. Barter, counterpurchase, offset, compensation trading, and switch trading adalah countertrade options.
Aplikasi Strategi dan Sasaran Penetapan Harga
pada Kasus Moet Hennessey Louis Vuitton

Moet Hennessey Louis Vuitton, sebuah rumah mode dengan pemasaran produk dan merek mewah terbesar di dunia. Pemiliknya Bernard Arnault memimpin bermacam-macam produk dan merek yang penjualan totalnya $15billion pada tahun 2003. Arnault menyimpulkan bisnis barang mewahnya dengan slogan “ We are here to sell dreams. When you see a couture show on TV around the world you dream. When you enter Dior boutique and buy your lipstick, you buy something affordable, but it has the dream in it”
Dari sini jelas bahwa perusahaan yang bergerak melintasi berbagai negara seperti Amerika, Itali, Jepang, Turkey, Thailand, China, Maroko bahkan korea Selatan dan lain-lain. Ketika sebuah perusahaan memutuskan untuk memasuki dunia pemasaran global maka harus dapat membangun sebuah system dan kebijakan tertentu penetapan harga. Ada hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini, yaitu tingkat persaingan nasional yang terwujud pada factor biaya, perizinan,dan keunikan yang ditawarkan sesuai dengan keadaan nasional sebuah negara. Selain itu ada hal penting lain yang perlu diperhatikan dari pihak internal perusahaan. Tergantung jenis perusahaannya, maka ada berbagai kepentingan kelompok di dalamnya yang terkadang menimbulkan masalah.
Dalam hal ini LVMH hanya menjual produk dengan kualitas mewah dengan merek yang meliki license. Karena itu LVMH menerapkan Strategi Penyaringan Pasar dengan sasaran Finansial. Strategi penetapan harga senganja diterapkan dalam rangka memperluas segmen pasar yang mampu membayar harga yang mahal untuk barang special dengan keunikan tertentu.
Strategi Penyaringan Harga Pasar tepat dilaksanakan pada pase permulaan kemunculan sebuah produk, ketika kapasitas produk dan persaingan masih terbatas. Dengan senganja menentukan harga yang tinggi, akan menarik peminat yang mampu membayar dengan harga yang tinggi namun dengan jumlah yang terbatas. Keitika produk mengalami pertumbuhan dengan peminat yang bertambah diiringan munculnya para pesaing maka perusahaan akan mulai memotong harga.
Permasalahan inilah yang terjadi pada LVMH yang berada di negara Thailand, Turki, China, Maroko, Korea Selatan dan Itali. Di negara tersebut LVMH mendapatkan pesaing bukan hanya dari produk yang memilki model atau merek yang bagus tapi juga dari para pemalsu. Karena itu LVMH menghabiskan $10 million untuk dapat berkoordinasi dengan pihak pemerintah setempat untuk mengatasi permasalah tersebut.

Continue..

Filed Under:




Pengertian detinasi pariwisata

Destinasi pariwisata adalah suatu entitas yang mencakup wilayah geografis tertentu yang didalamnya terdapat komponen produk pariwisata (attraction, amenities, accebilities) dan layanan, serta unsur pendukung lainnya (masyarakat, pelaku industri pariwisata, dan institusi pengembang) yang membentuk sistem yang sinergis dalam menciptakan motivasi kunjungan serta totalitas pengalaman kunjungan bagi wisatawan.





Tipologi Destinasi Pariwisata (UN-WTO)
1.Kawasan perairan/bahari (coastal zone)
2.Kawasan pantai (beach destination and site)
3.Kawasan gurun (destination in desert &Ariad areas)
4.Kawasan pegunungan (mountain destinations)
5.Kawasan Taman Nasional (natural & sensitive)
6.Kawasan ekowisata (ecotourism destinations)

Konsep Perencanaan Pariwisata

Merupakan aplikasi dari proses perencanaan umum (Inskeep,1991)
Untuk memenuhi kebutuhan, kesenangan dan pengalaman wisatawan;
Perencanaan Pariwisata yang berhasil; building success & Maintaining Success (Keiser Helber, 1978).

Building success, pertumbuhan four E’s ( economic, environment, enrichment, social and financial, exchange)
Mantaining success, Pariwisata bersifat dinamis berubah mengikuti treend dan permintaan pasar.

Mengapa pemerintah melakukan perencanaan pariwisata?

“Pemerintah baik secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam pariwisata karena dalam pengembangannya terdapat kemungkinan untuk menciptakan lapangan kerja serta menghasilkan pendapatan. Oleh sebab itu, pariwisata berpotensi untuk memberikan kontribusi dan meningkatkan perekonomian nasional dan daerah.
“Tourism is subject to direct and indirect government intervention often because of its employment and income producing possibilities and therefore its potential to diversify and contribute to national and regional economies” (Hall, 2000:18)

Mengapa sektor publik (pemerintah) terlibat dalam kepariwisataan?
Sebagai penggerak pembangunan dan pengembangan pariwisata
Alasan politis/political reason (e.g. border control, int’l image)
Pengelolaan sumber daya/Resource management (protecting the tourism product so that it remains viable and in tact)
Alasan Ekonomi/Economic reason (to maximise economic advantage)
Koordinasi lintas sektoral :
Agar dalam pengembangannya mendapat dukungan yang luas

Mengantisipasi Kegagalan Pemasaran
Industri pariwisata biasanya mengejar pasar yang sifatnya jangka pendek dan berfokus pada mencari keuntungan. Maka, terkadang mereka mengabaikan:
Issue lingkungan: regarding at as a free resource to exploit
Kebutuhan masyarakat sekitar: e.g. equal opportunities, equal access, health & safety...
Ketersediaan infrastruktur

Berdasarkan hal tersebut, maka pemerintah dapat mengintervensi agar pengembangan pariwisata dapat menghasilkan manfaat bagi masyarakat (social) dan lingkungan (environment).










Kualitas Destinasi Pariwisata

Dalam suatu penelitian Wet Tropics Destinations Image (1998:74) diindentifikasi persepsi dan penilian destinasi terhadap faktor citra suatu destinasi sebagai beriku:

1.kondisi jalan (Bagus- jelek)
2.bentang alam (eksotik biasa-biasa saja)
3.lingkungan (tidak aman-aman) dan otentik-Artifisial
4.masyarakat setempat (terdidik-tidak) dan ramah atau tidak
5.cendera mata (mahal-murah)
6.kenyamanan dalam perjalanan
7.transportasi umum
8.kawasan (padat-jarang)
9.cuaca
10.kondisi lingkungan (beranaka ragam-monoton)
11.binatang buas (dikenal-eksotik)

Dalam rangka mencermati suatu kualitas destinasi, terdapat parameter dasar dalam mengukur kualitas destinasi, anatara lain:

1.Quality of Services
2.Price of Services
3.Price/Value Relationship
4.Overall Quality
5.Time. To spend in The Destination

Selain itu , Atribut destinasi Pariwisata mencakup gambaran dasar mengenai:
Tipologi dan Varietas produk
Tingkat pajak domestik dan Import
Harga produk
Aktivitas penjualan dan pemasaran
Lokasi /Venue
Kondisi cuaca
Time of the year


Pengembangan Destinasi Pariwisata

Berbagai langkah dilakukan untuk mengembangkan destinasi pariwisata, sebagi berikut:
1.destination Research: Aggressive vs passive approach
2.Lodging Information: Rating scale,brand name, style of service
3.Restautant Information : level of quality,chain affilitation,numbers and location of seat,style of service
4.transportation:saf, reliable, good equipment, rest rooms
5.Attraction : group admision areas, quarented admission time, gift shop,rest area, food sercices, guide services
6.Guide sence and Sightseeing information
7.Shopping information : variety of shopping experiences, local crats/craffs people, food service, maps marketing materials, coupons, other activities (Fay,2001).

Dengan demikian dapat ditegaskan pentingnya menyaipkan informasi bagi destinasi dalam bentuk data dan informasi destinasi pariwisata seperti ensiklopedi destinasi pariwisata.

Berkenaan dengan perkembangan Destinasi Pariwisata, Middleton (1988) mengemukan dua kecenderungan yang saling bertentangan yang terjadi pada waktu mendatang:
Pertama, pembangunan berdasarkan tujuan, tertutup,sangat ketat kontrol lingkungan dan enclave- taman nasional berskala besar, dan kawasan yang ekslusif, jauh dari kehidupan sehari-hari.
Kedua, kecenderungan menuju pengalaman wisata yang bersifat otentik dan sensitif, kontak dengan lingkungan dan budaya setempat.

Pendekatan Destinasi Berbasis Sumberdaya (Resourced-besed Destinations) menerapkan perencanaan yang cermat, pengelolaan dan teknik interpretatif untuk menyediakan dan mendesain pengalaman bagi wisatawan sementara pada saat yang sama tetap melakukan proteksi terhadap sumberdaya.

Studi Plog (1987)mengenai karakteristik Psikografis dalam model Allcentric/Pschocentric Model, mengemukakan bahwa keterkaitan pengembangan destinasi dalam penelitian kepariwisataan yang mencakup:
Pengembangan Destinasi, menjelaskan konsep kawasan baru untuk dikembangkan, pasar yang akan dilayani, pelayanan dan amenitis yang disediakan bagi pengunjung.
Posisi produk, memfokuskan produk dan jasa terhadap kebutuhan dan psikologi pengguna utama yang lebih besar untuk menarik segmen pasar yang spesifik.
Pengembangan terhadap pelayanan, menentukan mana saja pelayanan utama yang harus diprioritaskan dan mana yang pendukung /sekunder.
Iklan dan promosi,
Pengemasan, disajikan sesuai dengan kebutuhan
Rencana induk, untuk melindungi keasrian dan keberlangsungan daya tarik destinasi, namun tetap memenuhi kebutuhan/permintaan wisatawan.

Bagi Voase (1995) konsep destinasi pariwisata sangat berkaitan dngan cita rasa(taste) yang dikenali memalui konsumsi wisatawan, sehingga atraksi dan event khusus (special event) sebagai unsur fisik yang membuat daya tarik bagi wisatawan.

Adapun perkembangan siklus Destinasi Pariwisata (Tourist Destination) oleh Butler (1980) dikelompokkan berdasarkan karakteristik perkembangan produk dan jumlah kunjungan pada periode waktu yang dilewati dari eksplomsi (perintis), dengan proses pelibatan maka destinasi bertumbuh popularitasnya dan jumlah kunjungan meningkat sehingga mencapai tahap development, dengan upaya yang tetap mencapai bentuk yang optimal dan harus melakukan upaya reinvest, destinasi mencapai tahap pemantapan (consolidation), namun pada saat tersebut pasar mulai mulai jenuh dan pada titik tersebut destinasi mengalami stagnasi dan dapat mengalami dedinestage manakala tidak terjadi upaya untuk melakukan inovasi dan terobosan-terobosan kreatif.

Inovasi Terhadap Destinasi Pariwisata

Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan yang telah dicanangkan oleh pemerintah sesuai dengan pembangunan nasional. Kepariwisataan Indonesia adalah pariwisata yang berasal dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Berdasarkan konsep tersebut, maka konsep yang sebaiknya dipakai sebagai landasan adalah:
1.Pengembangan Pariwisata yang berkelanjutan (sustainable tourism development), dan;
2.Pariwisata yang berbasis masyarakat (community based tourism).
Pembangunan pariwisata berkelanjutan, dapat dikatakan sebagai pembangunan yang mendukung secara ekologis sekaligus layak secara ekonomi, juga adil secara etika dan sosial trhadap masyarakat (Ardiwijaya,2004).

Prinsip ini menekankan keterlibatan masyarakat secara langsung, terhadap seluruh kegiatan pembangunan pariwisata dari mulai perencanaan, pelaksanaan hingga pengawasan. Masyarakat diletakkan sebagai faktor utama, yang memiliki kepentingan berpartisipasi secara langsung dalam pengambilan keputusan. Cohen dan Uphof (1977) mengemukan bahwa partisipasi masyarakat dalam suatu proses pembangunan terbagi atas 4 tahap, yaitu;
1.Partisipasi pada tahap perencanaan;
2.Partisipasi pada tahap pelaksanaan;
3.Partisipasi pada tahap pemamfaatan hasil-hasil pembangunan, dan;
4.Partisipasi pada tahap pengawasan dan monitoring.


Strategi pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan melaui dua pendekatan, yatiu, yang bersifat struktural dan non-struktural (Manshur Hidayat & Surochiem As). Pertama, pendekatan struktural adalah pendekatan makro yang menekankan pada penataan sistem dan struktur sosial politik. Pendekatan ini mengutamakan peran instansi yang berwenang atau organisasi yang dibentuk untuk mengelola potensi masyarakat. Dalam hal ini peran masyarakat sangat penting akan tetapi kurang kuat karena aspek struktural biasanya lebih efektif bila dilakukan oleh pihak-pihak yang mempunyai wewenang, paling tidak pada tahap awal.

Kedua, pendekatan non-strukltural adalah pendekatan yang subyektif. Pendekatan ini mengutamakan pemberdayaan masyarakat secara mental dalam rangka meningkatkan kemampuan anggota masyarakat untuk ikut serta dalam pengelolaan kepariwisataan. Kedua pendekatan itu harus saling melengkapi dan dilaksanakan secara integratif.



Discussion
Are there aspects of tourism planning that you believe should receive more attention?
Is there significant public input in the planning process?

Oleh : penulis disunting dari berbagai sumber

Continue..

Filed Under:


KabarIndonesia - Kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan nusantara (wisnus) di Indonesia sampai dengan Agustus 2008 telah melampaui jumlah pengunjung pada tahun 2007. Wisman telah meningkat 12,8% dibandingkan tahun lalu, sedangkan wisnus pun sudah mencapai lebih dari 200 juta. Untuk wisman, sampai Agustus kita sudah meningkat sekitar 12,8 persen dibanding tahun lalu. Demikian Pernyataan Titien Soekarya, Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Departemen Kebudayaan dan Pariwisata seusai pawai "Kemilau Nusantara" ke-5 tanggal 26 Oktober 2008 di Bandung.

Saat ini, jumlah wisman itu baru mencapai sekitar 4,8 juta. Target diharapkan tercapai pada peak season di bulan November-Desember. Wisnus pun menjadi pasar pariwisata yang besar karena jumlah penduduk Indonesia sangat besar. Namun, jumlah kunjungan wisnus masih berupa hitungan kasar karena menurut cara menghitungnya tidak semudah wisman. Tahun ini sudah mencapai sekitar 200-an juta lebih. Tahun 2008 ini diharapkan ada 223 juta kunjungan wisnus. Tahun lalu jumlah orangnya mencapai 116 juta.

Pariwisata sebagai aktivitas maupun industri sebenarnya telah berada dalam proses globalisasi. Sehingga sektor ini dapat berproses secara lentur dalam percaturan global dan dapat diandaikan karena memiliki besaran aktivitas ekonomi yang signifikan. Kondisi tersebut harus dimanfaatkan untuk melaksanakan pembangunan kepariwisataan. Selanjutnya pembangunan kepariwisataan harus diarahkan pada pembangunan komunitas secara utuh.

Salah satu aspek penting yakni cara penanganan administrasi pembangunan kepariwisataan memerlukan paradigma yang lebih spesifik berupa kebijakan-kebijakan yang lebih fleksibel serta mampu mendukung percepatan pembangunan maupun industri kepariwisataan melalui keterpaduan daya dan upaya. Di sisi lain keberadaan regulasi yang telah dihasilkan oleh pemerintah disektor pariwisata secara kuantitatif sangat terbatas. Kondisi ini merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya kesenjangan antar stakeholders.

Pemberlakuan otonomi daerah sesuai dengan Undang-undang nomor 32/2004 jo 2211999 sangatlah berpengaruh terhadap perkembangan kepariwisataan Nasional dan Daerah terutama menyangkut kebijakan yang di timbulkan oleh keberadaan Undang-undang tersebut. Kelahiran kebijakan yang sebenarnya ditujukn untuk lebih menitik beratkan pada tingkat keadilan kesejahateraan bagi daerah-daerah yang memiliki potensi sumberdaya berlimpah dengan menggali peningkatan PAD ini sangatlah rentan dengan isu-isu stabilitas keamanan daerah sehingga berpengaruh pula pada tingkat pengembangan dan pengambilan kebijakan pada sektor pariwisata.

Dimensi kepariwisataan yang telah menjadi salah satu kajian internasional dengan magnitude ekonomi yang tinggi membuat sektor ini telah dijadikan sebagai salah satu sektor andalan perekonomian negara maju dan negara berkembang. Aktivitas kepariwisataan menghasilkan lahan bagi peningkatan peluang bekerja dan berusaha, penerimaan pajak, peningkatan kegiatan antar sektor dan pengungkit pembangunan daerah sejalan dengan otonomi daerah.

Hubungan antara politik dan pariwisata tercermin dari kegiatan aparatur dan organisasi pemerintah secara keseluruhan serta bentuk anggapan umum yang dituangkan melalui peraturan-peraturan, norma-norma, syarat-syarat, larangan- larangan dan sebagainya, yang kemudian dipercayakan kepada instansi, badan / organisasi untuk melaksanakan tugas yang terumuskan didalamnya serta memberi interpretasi kepadanya sehingga terwujud fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan dalam memajukan industri pariwisata kesuruhannya.

Segi pandang yang meletakkan pariwisata sebagai alat (means, tools), dapat diperluas cakupannya, selain ‘alat’ atau kendaraan untuk menuju kepada pengembangan wilayah/daerah, pengurangan kemiskinan, menanggapi isyu lingkungan (pariwisata sebagai industri hijau) juga sebagai alat untuk mendorong terwujudnya identitas nasional. Identitas nasional Indonesia adalah keanekaragaman, dalam berbagai aspek seperti yang sudah seringkali di kemukakan dalam berbagai forum, alam dan budaya serta turunan daripadanya.

Keragaman inilah yang dapat ditunjukkan melalui pariwisata yang terarah dan terpandu. Bagaimana identitas/keragaman itu dapat dikembangkan? Hal ini bukan merupakan hal yang mustahil, tetapi diperlukan tekad yang kuat dan disepakati oleh berbagai pihak. Kita harus mengembangkan budaya ‘tampil beda’ dalam setiap upaya pengembangan pariwisata. Namun demikian tampil beda ini hendaknya tidak diartikan sebagai tampil norak, atau mencari obyek tiruan dari sana sini, terutama dari luar negeri.

Tampil beda hendaknya dikembangkan menjadi suatu konsep untuk mengenali jatidiri masing-masing daerah/tempat melalui identifikasi keunikan atau ciri lokal, baik yang tangible maupun yang intangible untuk dikembangkan sebagai daya tarik. Ciri-ciri lokal tersebut perlu untuk dimanifestasikan ke dalam berbagai komponen produk wisata yang seluas-luasnya. Adalah menjadi kewajiban daerah untuk mengenali daerahnya sendiri dan memperkenalkannya kepada masyarakat luas (wisatawan).

Mengidentifikasi apa yang akan diperkenalkan tentang daerahnya, sebagai kebanggaan masyarakat, tidak selalu mudah. Bagaimana masyarakat ingin daerahnya diperkenalkan? Tentunya kita harus dapat menggali lebih dalam apa yang dapat dibanggakan dan dipakai sebagai daya tarik bagi wisatawan. Bagian dari identitas nasional itu dicapai melalui pengenalan diri sendiri dan pengenalan diri orang lain, dan itulah basis pariwisata.Wisatawan yang selalu mencari ‘otherness’ digiring untuk menjelajahi bagian bagian negara lain yang bukan tempat tinggalnya, untuk mengenali perbedaan dan memahaminya.

Menurut World Tourism Organization, suatu lembaga mitra United Nations, pariwisata merupakan industri terbesar di dunia. Ekonomi kepariwisataan mengukur jumlah perjalanan dan konsekuensi ekonominya, langsung, tak langsung maupun yang bersifat induced. Meskipun pariwisata memiliki berbagai dimensi lain selain ekonomi, pustaka tentang pariwisata dengan dimensi ekonomi memang merupakan bagian besar dari pustaka yang ada. Kompleksitas ekonomi pariwisata menyangkut pengeluaran wisatawan dan dampak bergandanya.

Pariwisata merupakan bisnis yang sangat luas cakupannya, terdiri dari ratusan komponen bisnis. Beberapa diantaranya besar sekali tetapi banyak juga yang kecil. Hal ini mencakup bisnis penerbangan, kapal pesiar, perkeretaapian, bus pariwisata, akomodasi, restoran, sarana konvensi dan pameran, perdagangan eceran, dsb.

Pariwisata internasional yang sekarang merupakan industri terbesar di dunia dan merupakan kegiatan ekonomi yang terpenting, juga merupakan elemen pertumbuhan yang paling pesat dalam perdagangan global. Benar atau salah, suka atau tidak suka, pariwisata internasional ini merupakan sesuatu yang embraced oleh negara-negara maju dan negara berkembang yang mencari jalan pintas untuk mendorong ekonomi lokal maupun wilayah, untuk menciptakan atau meciptakan kembali lapangan kerja yang menurun karena mekanisasi, dan dalam banyak hal telah membantu dalam pengembangan infrastruktur.

Sampai kini, kunjungan wisman dan wisnu ke Indonesia masih ditujukan ke Pulau Jawa dan Bali. Kunjungan wisata itu merata ke seluruh provinsi di Pulau Jawa da Bali. Alasannya, mungkin karena fasilitas yang ada di Jawa dan Bali lebih baik dan memadai dibandingkan dengan wilayah lain. Ke depan diharapkan akan ada pemerataan atau pendistribusian ke daerah lain termasuk ke Indonesia timur. Visit Year 2008 yang waktunya hanya tinggal dua bulan lagi, mudah-mudahan target 7 juta dapat tercapai.


Bandung akhir Oktober 2008


komentar


saat ini industri pariwisata di Indonesia berkembang masih cukup lamban dan tidak merata,serta masih tertinggal jauh dengan negara tetangga kita seperti Malaysia, Thailand dan Singapura yang sistem kepariwisataaanya sudah lebih baik dan terkelola dengan baik dan lebih merata. Sehingga memberi dampak yang positif bagi perekonomian mereka. berbeda dengan negara kita indonesia yang perkembangan pariwisata disatu daerah dengan daerah lainnya masih terjadi ketimpangan dimana daerah satu lebih maju sekrtor pariwisatanya dibanding di daerah lainnya misal di Bali dan jogya dimana pariwisata di daerah tersebut lebih maju dan terkelolah dengan baik dibanding dengan daerah lain. Coba saja sistem kepariwisataan kita dapat di kelola dengan baik dan terintergarasi dengan rencana nasional, maka hal ini tidak akan terjadi ketimpangan dan perkembangan pariwisata kita dapat berkembang bersama dengan daerah lainnya di Indonesia dan akhirnya memberikan kontribusi yang cukup besar bagi sumber devisa negara kita.
saya setuju dengan pendapat bapak yang menyatakan bahwa suatu ODTW harus tampil beda karena keunikan tersebut merupakan daya tarik bagi setiap daerah untuk dapat menarik wisatawan untuk berkunjung ke daerahnya. Semoga saja suatu saat pariwisata kita dapat berkembang dengan baik dan lebih merata dengan menempatkan orang-orang yang berkompeten dibidangnya dan berhasil memasar keberagaman dan ke unikan budaya bangsa yang kita miliki.

Continue..

Filed Under:




KabarIndonesia - Beberapa tahun yang lalu Setyanto P. Santosa mantan Kepala BP-Budpar pernah menyoroti amburadulnya manajemen pariwisata Indonesia, paling tidak di instansi pemerintah pusat yang bertanggung jawab membinanya. Sebagai contoh dalam hal branding Indonesia yang ditampilkan di sejumlah media bereputasi internasional seperti CNN, CNBC dan BBC. Tidak ada konsistensinya serta dibuat apa adanya tanpa suatu riset yang memadai. Yang sangat mengherankan, hal tersebut dilakukan tanpa penjelasan atau landasan survai yang jelas mengapa memilih kata-kata tersebut.

Kesemuanya ini menggambarkan amburadulnya manajemen pariwisata Indonesia, paling tidak di instansi pemerintah pusat yang bertanggung jawab membinanya. Tidak ada konsistensi dalam kebijakan pariwisata sehingga tidak saja membingungkan para pelaku nyata pariwisata Indonesia, tetapi juga para pelaku di luar negeri karena terdapat dua tayangan dengan branding yang berbeda, CNN dengan yang kata-kata telah diubah, sedangkan CNBC dan BBC masih mengikuti sub-branding.


Selanjutnya beliau menjelaskan bahwa kekuatan pariwisata Indonesia adalah manusia. Untuk itu, berbagai langkah penggarapan harus difokuskan kepada manusia. Sebenarnya ini sudah dirintis pada tahun 2001 dengan memperkenalkan branding Indonesia, Just a smile away, dan juga membuahkan hasil dengan pencapaian wisman pada tahun 2001 yakni sebesar 5,153 juta dan tahun 2002 sebesar 5 juta.


Terlepas dari kebenaran sinyalemen pak Setyanto tersebut tadi, saya sendiri melihatnya dari sisi lain, yaitu analisa keilmuan, walaupun ada pendapat yang mengatakan bahwa “Pariwisata” itu bukanlah suatu disiplin ilmu. Namun bagaimanapun juga pengelolaan kepariwisataan memiliki dasar-dasar keilmuan yang kuat antara lain ilmu dan teori-teori manajemen. Sebagai sebuah Organisasi, Pariwisata merupakan suatu sistem, yang mempunyai unsur-unsur yang satu sama lain saling terkait dan berhubungan satu sama lain. Keberadaan (eksistensi) dan keeratan hubungan unsur-unsur tersebut menggambarkan sampai seberapa kuat Sistem Kepariwisataan tersebut. Apabila salah satu unsur tidak ada atau lemah, maka sudah dipastikan kesisteman pariwisata akan terganggu atau tersendat-sendat kegiatannya.


Karenanya dalam mengelola kepariwisataan diperlukan Manajemen Pariwisata yang betul-betul handal dan tepat sasaran.. Menurut David Weaver & Martin Oppermann dalam bukunya Tourism Management (2000) sistem Kepariwisataan mempunyai 8 (delapan) unsur sebagai berikut:

1. Host communities;

2. Host government;

3.Tourism business;

4. Universities;

5. Community colleges;

6. NGOs;

7. Origin government, dan

8. Tourists
Pariwisata merupakan fenomena yang multidimensional dan multisektoral yang harus dilihat dalam satu kesatuan sistem. Yang berada di dalam sistem yang lebih luas. Sistem kepariwisataan yang sederhana:
1. Melihat pariwisata dari sisi penawaran dan permintaan;

2. Mempunyai hubungan ketergantungan atau keterkaitan antara destinasi dan sumber pasar yang dihubungkan dengan transportasi;


3. Didasari oleh arus informasi yang dapat mendorong dan memungkinkan wisatawan datang.

4. Sistem yang lain melihat keterkaitan dan ketergantungan satu sama lain antara berbagai komponen kepariwisataan, yang tak dapat dipisah-pisahkan sebagai satu kesatuan produk: transportasi yang menyediakan akses, daya tarik yang menjadi faktor utama kunjungan, amenities yang disiapkan untuk memberikan pelayanan bagi wisatawan.

5. Dilihat dalam hubungan input-output, sistem ini berada dalam lingkungan yang lebih luas, output-nya akan tergantung bukan hanya kepada input tetapi kepada bekerjanya faktor-faktor strategis lingkungan dan instrumen-instrumen kelembagaan.

Ada tiga sub sistem yang membentuk keseluruhan pariwisata. Pertama, Sub-sistem industri pariwisata yang menggambarkan hubungan antara penawaran dengan permintaan dalam sistem kepariwisataan.


Kedua, subsistem destinasi yang menggambarkan kesaling terkaitan antar komponen destinasi.

Ketiga, subsistem kelembagaan yang menggambarkan hubungan antara lembaga-lembaga masyarakat, industri, dan pemerintah yang diperlukan agar pariwisata berkembang dengan memberi manfaat bagi semua fihak secara berimbang.

Pariwisata merupakan sektor yang multidimensional karena memiliki keterkaitan dengan banyak sektor dan ilmu, karenanya membutuhkan pemahaman yang tepat agar dapat mengelola unsur-unsur pariwisata secara utuh termasuk stakeholders yang terlibat dan terkait didalamnya.


Pariwisata memiliki suatu sistem dan rangkaian mata rantai yang sangat kuat sehingga dinamakan Anatomi Pariwisata atau bagian dari batang tubuh patiwisata. Pada dasarnya struktur anatomi pariwisata tidak terlepas dari pemahaman dan ruang lingkup terhadap pariwisata internasional, nasional, dan regional.


Pariwisata internasional berpengaruh terhadap kondisi pariwisata nasional dan daerah. Hal ini karena berhubungan dengan adanya beberapa interaksi, diantara wisatawan dan masyarakat di tingkat destinasi. Interaksi pemahaman dan pandangan berpikir diantara wisatawan dan masyarakat, serta interaksi usaha pariwisata yang ditimbulkan karena adanya kegiatan wisata.


Sistem dinamik pariwisata dapat dijadikan atau diperlihatkan sebagai dua loop reinforcing dan loop balancing dalam menerangkan fungsi dan aktifitas pariwisata. Loop reinforcing dapat diartikan sebagai sektor pariwisata dengan segala sub sistemnya, sedangkan loop balancing merupakan sektor atau aspek lain yang menentukan dan dapat mendukung kepariwisataan sebagai multisistem.


Contoh loop reinforcing diantaranya adalah akomodasi, obyek wisata. Sementara loop balancing diantaranya adalah sarana aksesibilitas, telekomunikasi. Adanya reinforcing dan balancing membuat system dinamic semakin kompleks sehingga terjadi interaksi multi sector.


Alhamdulillah, apa yang dihawatirkan oleh banyak orang bahwa motto Visit Year 2008 yang telah dicanangkan oleh Presiden RI Yudoyono akan gagal, ternyata tidak. Bahkan sudah mulai membuahkan hasil. Kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan nusantara (wisnus) di Indonesia sampai dengan Agustus 2008 telah melampaui jumlah pengunjung pada tahun 2007.


Wisman telah meningkat 12,8% dibandingkan tahun lalu, sedangkan wisnus pun sudah mencapai lebih dari 200 juta. Untuk wisman, sampai Agustus kita sudah meningkat sekitar 12,8 persen dibanding tahun lalu. Mudah-mudahan saja target Visit Year 2008 sebanyak 7 juta wisatawan, sekalipun waktunya hanya tinggal 2 bulan lagi dapat tercapai. Demikian pernyataan Titien Soekarya, Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Departemen Kebudayaan dan Pariwisata seusai pawai "Kemilau Nusantara" ke-5 tanggal 26 Oktober 2008 di Bandung.



Bandung, akhir Oktober 2008

Komentar

Saya setuju dengan judul artikel yang bapak tulis, bahwa sistem kepariwisataan kita harus dibenahi kembali mulai dari pusat hingga daerah,sehingga terjadi keselarasan antara perencanaan pusat dan daerah. Walapun diera otonomi daerah seperti sekarang ini dimana daerah berwenang dalam mengurus daerahnya sendiri termasuk dalam sektor pariwisata,tetapi hendaknya pemerintah pusat turut dalam membina instansi yang ada dibawahnya. Dengan demikian suatu sistem yang kuat dalam kepariwisataan kita.

Untuk mewujudkan hal tersebut perlu dilibatkan para stakeholders di dalam sistem kepariwisataan kita yaitu pemerintah daerah,swasta, masyarakat lokal, LSM, akedemisi, dan wisatawan. Dan menerapkan 5 disiplin diantaranya;
1. mampu berpikir secara sistem, bahwa pariwisata terdiri dari berbagai multi disiplin ilmu dan keterkaitan yang tinggi yang merupkan sebuah sistem yang perlu untuk dimengerti dan dipahami dengan baik oleh stakeholders yang terlibat dalam bidang pariwisata.
2. memiliki mental model yang positif, bahwa stakeholders dan wisata perlu memiliki sikap positif dalam melakukan tugas dan tanggungjawabnya.
3. dapat bekerjasama dengan baik, kenyataan dengan adanya siafat pariwisata yang multifaceted mengakibatkan terjadinya interaksi yang tinggi diantara stakeholders pariwisata serta stakeholders sektor pendukung lainnya yang konsukuensinya menuntut kemampuan untuk dapat bekerjasama dengan baik agar menghasilkan out-put yang terbaik.
4. stakeholders pariwisata perlu memiliki kemampuan mentransfer wawasan dan pengetahuan kepada orang lain yang dapat diterima dan dimengerti dengan baik. Selain tetap mampu untuk menambah wawasan dan pengetahuan diri.

Continue..

Filed Under: