Photobucket

Add to Google Reader or Homepage

Selamat Datang

Selamat Datang!!!di blog saya. blog ini berisi tentang atrikel,journal,bahan-bahan atau materi kuliah tentang kepariwisataan.silahkan anda melihat-liat dan boleh menanggapi atau kritik dan saran

Mengenai Saya

Foto saya
Bandung, Jawa Barat, Indonesia
More About aby Schools (Other): sdn 1 Nagrak sukabumi, sltpn 2 llg smkn 1LLg, UPI BDG Occupation: Student of Indonesia university of education Hobbies and Interests: foot ball, footsall, trip, etc. Favorite Books: Historical book, Biography!!! Favorite Movies: Departed, gang of New York, Man on Fire Favorite Music: Pop, Rock, pokokya yg enak didenger About Me: I'm Student of Indonesia university of education,majoring in Tourism Marketing.I was born i Jakarta,but I love my second hometown cause I was grow-up in there n my family still living in there!!!i'm enjoy man,friendly n honesly.






Summary

The tourist destination product

Destinasi adalah faktor pendorong dalam penyamaan dan peneriman dalam sektor kepariwisataan, atau tempat aktifitas wisata,dimana produk wisata atau layanan dimamfaatkan (Cooper,
Fletcher, Gilbert, Shepherd & Wanhill, 1998: 98). Produk destinasi adalah sumber daya plus dalam mengembangkan sumberdaya (Witt & Moutinho, 1994: 32).

Common features of tourist destinations (Hal yang umum dari tourist destinasi)

Destinasi sangat bervariasi,mereka terbagi dalam:
1.atraksi
2.amenities
3.access,dan
4.ancillary services
Produk destinasi tidak dapat dipisahkan,dalam mereka mengkonsumsinya. Suatu pengujian experiental definisi dari suatu pelanggan perspektif dapat menghasilkan
pengertian yang mendalam ke dalam bagaimana wisatawan mengalami apa yang untuk ditawarkan. destinasi service adalah perbuatan,proses,dan penampilan yang mana bisa rusak dalam pengertian jika mereka tidak menggunakan mereka akan kehilangan (Zeithaml & Bitner, 2000: 2).

Co-ordination of diverse destination marketing objectives
Organisasi atau dewan tourist natsional bertanggung jawab untuk memasarkan negara sebagai sebagai tourist destinasi karena sedikit sekali bisnis tourist destinasi mengkampanyekan pemasaran dan memberikan dampak nyata dalam marketplace (Goodall, 1990b: 272; Middleton,
1994: 227). Organisasi kepariwisataan nasional dasar dari perencanaan mereka pada nilai sosial. Objek utama harus mendiversifikasikan ekonomi,menyediakan pekerjaan bagi anak muda dan dengan demikian membalikan tren depopulasi dari wilayah pedesaan dalam peningkatan level dari pendapatan regional.

Pricing is not an effective regulating instrument
Dalam pemasaran,harga adalah mekanisme peraturan, menghubungkan produsen dan konsumen dan penjelasan hubungan antara produsen tetapi hubungan ini tidak ada atau hanya pengembangan parsial dalam tempat pemasaran destinasi (Ashworth & Voogd, 1990: 13). Tidak ada kebijakan harga charge untuk berkunjung ke suatu destinasi.

Destination service products differ from ordinary services
Hospitality dan pelayanan travel dalam destinasi mempinyai karakter spesifik dimana tidak ditemukan dalam pelayanan lain (Morrison, 1989: 33-37). Ada pendekatan lebih emosional dan irrasional dalam membeli, karena tiap orang lebih dekat ikatan emosional dengan pelayanan yang mencocokan citra mereka sendiri.

Components of the destination amalgam
Banyak destinasi meliputi inti komponen dibawah ini:
1.attractions
2.amenities
3.access
4.ancillary services.
Attractions
Atraksi adalah komponen terpenting dari tourism system sebagai motivasi utama untuk perjalanan wisatawan (Swarbrooke, 1995: 1).

Amenities
Pelayanan pendukung dan fasilitas seperti akomodasi, tempat makan dan minum, tempat belanja,fasilitas olahraga,hiburan dan sebagainya. Hal ini juga termasuk bagian penting tetapi tidak akan bertahan tanpa atraksi. Accommodation adalah sub sektor paling banyak dimana-mana dan beragam mulai dari sangat sederhana sampai yang paling mewah.

Access
Akesibilitas dari destinasi mempengaruhi biaya berliburan, kecepatan dan kenyamanan yang mana seorang wisatawan dapat menjangkau suatu destinasi. Ini termasuk (jalan,airport,kereta api,pelabuhan laut), peralatan (ukuran, kecepatan, rentang waktu), faktor operasional (rute operasi, frekuensi dari pelayanan,harga yang dibebankan) dan peraturan pemerintah mengenai tranportasi (Middleton, 1994:
87).

Ancillary services
Ancillary services adalah penyedia kepada wisatawan atau penyedia layanan kepada wisatawan (Holloway, 1998: 251-262). Dan termasuk pemandu wisata dan pelayanan kurir,agen periklanan, konsultan, pendidikan dan penyedia pelatihan dan koordinasi kegiatan oleh dewan kepariwisataan lokal.

Ambience (suasana)
Sebuah destinasi termasuk keramah tamahan dari penduduk,bagaimana pelayanan tersebut sampai ke pengunjung,cara hidup masyarakat lokal,sejarah dan dongeng-dongeng yang bisa menjadi aktraksi.
Visitor attractions

Faktor penentu dari suatu atraksi adalah yang mencerminkan kebutuhan dan keinginan,persepsi wisatawan dan pengalaman tentang kegiatan atraksi tersebut. Nyberg (1994: 27) mendefinisikan atraksi wisatawan adalah sebagai suatu susunan sistematik dari tiga elemen: individu dengan kebutuhan berwisata, suatu inti (beberapa keistimewaan atau karakteristik dari suatu tempat harus di kunjungi),informasi tentang suatu destinasi.


Classification of attractions

Atraksi bisa di klasifikasikan menurut kepemilikan,misalnya catchment area,keunikan,skala atau intensitas dari penggunaan tipe (Swarbrooke, 1995: 8; Cooper et al.,
1998: 291). Atraksi alam seperti gunung, lembah,daratan, vegetasi, gurun,hutan, danau alam liar,gua, sungai, (Youell, 1998: 34). Atraksi buatan manusia misalnya tempat kelahiran orang atau tokoh terkenal,gedung parlemen, benteng dan katedral,resort dan taman hiburan,cruise liner.

FOUR LEVELS OF THE VISITOR ATTRACTION PRODUCT

1.core product
inti dari pruduk wisata destinasi adalah jasa seperti pengalaman baru,kegembiraan,nostalgia,status, romance,dan kenyamanan.
2.facilitating products
menawarkan suatu kesempatan untuk menyapaikan suatu gambaran atau membentuk kesan awal dan menciptakan harapan pengunjung.
3.supporting product
supporting product tidak terlalu digunakan dalam core pruduct,tetapi ekstra produk memberi nilai tambah pada core product dan dapat membedakan dengan para pesaing.
4.augmented (penambahan)
kombinasi pelayanan apa yang ditawarkan dengan bagaimana yang ditawarkan dan termasuk partisipasi pelanggan dan interaksi yang baik antara perusahaan dengan pelanggan.


www.kabarindonesia.com
www.nenesnest.com
http://rien_3110.blogs.friendster.com/riens_blog/

Continue..

Filed Under:






Destinasi pariwisata adalah suatu entitas yang mencakup wilayah geografis tertentu yang didalamnya terdapat komponen produk pariwisata (attraction, amenities, accebilities) dan layanan, serta unsur pendukung lainnya (masyarakat, pelaku industri pariwisata, dan institusi pengembang) yang membentuk sistem yang sinergis dalam menciptakan motivasi kunjungan serta totalitas pengalaman kunjungan bagi wisatawan.

Tipologi Destinasi Pariwisata (UN-WTO)
1.Kawasan perairan/bahari (coastal zone)
2.Kawasan pantai (beach destination and site)
3.Kawasan gurun (destination in desert &Ariad areas)
4.Kawasan pegunungan (mountain destinations)
5.Kawasan Taman Nasional (natural & sensitive)
6.Kawasan ekowisata (ecotourism destinations)

Konsep Perencanaan Pariwisata

•Merupakan aplikasi dari proses perencanaan umum (Inskeep,1991)
•Untuk memenuhi kebutuhan, kesenangan dan pengalaman wisatawan;
•Perencanaan Pariwisata yang berhasil; building success & Maintaining Success (Keiser Helber, 1978).

Building success, pertumbuhan four E’s ( economic, environment, enrichment, social and financial, exchange)
Mantaining success, Pariwisata bersifat dinamis berubah mengikuti treend dan permintaan pasar.


Mengapa pemerintah melakukan perencanaan pariwisata?

“Pemerintah baik secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam pariwisata karena dalam pengembangannya terdapat kemungkinan untuk menciptakan lapangan kerja serta menghasilkan pendapatan. Oleh sebab itu, pariwisata berpotensi untuk memberikan kontribusi dan meningkatkan perekonomian nasional dan daerah.

“Tourism is subject to direct and indirect government intervention often because of its employment and income producing possibilities and therefore its potential to diversify and contribute to national and regional economies” (Hall, 2000:18)

Mengapa sektor publik (pemerintah) terlibat dalam kepariwisataan?
Sebagai penggerak pembangunan dan pengembangan pariwisata
Alasan politis/political reason (e.g. border control, int’l image)
Pengelolaan sumber daya/Resource management (protecting the tourism product so that it remains viable and in tact)
Alasan Ekonomi/Economic reason (to maximise economic advantage)
Koordinasi lintas sektoral :
Agar dalam pengembangannya mendapat dukungan yang luas


Mengantisipasi Kegagalan Pemasaran
Industri pariwisata biasanya mengejar pasar yang sifatnya jangka pendek dan berfokus pada mencari keuntungan. Maka, terkadang mereka mengabaikan:
Issue lingkungan: regarding at as a free resource to exploit
Kebutuhan masyarakat sekitar: e.g. equal opportunities, equal access, health & safety...
Ketersediaan infrastruktur

Berdasarkan hal tersebut, maka pemerintah dapat mengintervensi agar pengembangan pariwisata dapat menghasilkan manfaat bagi masyarakat (social) dan lingkungan (environment).

Kualitas Destinasi Pariwisata

Dalam suatu penelitian Wet Tropics Destinations Image (1998:74) diindentifikasi persepsi dan penilian destinasi terhadap faktor citra suatu destinasi sebagai beriku:

1.kondisi jalan (Bagus- jelek)
2.bentang alam (eksotik biasa-biasa saja)
3.lingkungan (tidak aman-aman) dan otentik-Artifisial
4.masyarakat setempat (terdidik-tidak) dan ramah atau tidak
5.cendera mata (mahal-murah)
6.kenyamanan dalam perjalanan
7.transportasi umum
8.kawasan (padat-jarang)
9.cuaca
10.kondisi lingkungan (beranaka ragam-monoton)
11.binatang buas (dikenal-eksotik)

Dalam rangka mencermati suatu kualitas destinasi, terdapat parameter dasar dalam mengukur kualitas destinasi, anatara lain:

1.Quality of Services
2.Price of Services
3.Price/Value Relationship
4.Overall Quality
5.Time. To spend in The Destination

Selain itu , Atribut destinasi Pariwisata mencakup gambaran dasar mengenai:
•Tipologi dan Varietas produk
•Tingkat pajak domestik dan Import
•Harga produk
•Aktivitas penjualan dan pemasaran
•Lokasi /Venue
•Kondisi cuaca
•Time of the year


Pengembangan Destinasi Pariwisata


Berbagai langkah dilakukan untuk mengembangkan destinasi pariwisata, sebagi berikut:
1.destination Research: Aggressive vs passive approach
2.Lodging Information: Rating scale,brand name, style of service
3.Restautant Information : level of quality,chain affilitation,numbers and location of seat,style of service
4.transportation:saf, reliable, good equipment, rest rooms
5.Attraction : group admision areas, quarented admission time, gift shop,rest area, food sercices, guide services
6.Guide sence and Sightseeing information
7.Shopping information : variety of shopping experiences, local crats/craffs people, food service, maps marketing materials, coupons, other activities (Fay,2001).

Dengan demikian dapat ditegaskan pentingnya menyaipkan informasi bagi destinasi dalam bentuk data dan informasi destinasi pariwisata seperti ensiklopedi destinasi pariwisata.

Berkenaan dengan perkembangan Destinasi Pariwisata, Middleton (1988) mengemukan dua kecenderungan yang saling bertentangan yang terjadi pada waktu mendatang:
Pertama, pembangunan berdasarkan tujuan, tertutup,sangat ketat kontrol lingkungan dan enclave- taman nasional berskala besar, dan kawasan yang ekslusif, jauh dari kehidupan sehari-hari.
Kedua, kecenderungan menuju pengalaman wisata yang bersifat otentik dan sensitif, kontak dengan lingkungan dan budaya setempat.

Pendekatan Destinasi Berbasis Sumberdaya (Resourced-besed Destinations) menerapkan perencanaan yang cermat, pengelolaan dan teknik interpretatif untuk menyediakan dan mendesain pengalaman bagi wisatawan sementara pada saat yang sama tetap melakukan proteksi terhadap sumberdaya.

Studi Plog (1987)mengenai karakteristik Psikografis dalam model Allcentric/Pschocentric Model, mengemukakan bahwa keterkaitan pengembangan destinasi dalam penelitian kepariwisataan yang mencakup:
•Pengembangan Destinasi, menjelaskan konsep kawasan baru untuk dikembangkan, pasar yang akan dilayani, pelayanan dan amenitis yang disediakan bagi pengunjung.
•Posisi produk, memfokuskan produk dan jasa terhadap kebutuhan dan psikologi pengguna utama yang lebih besar untuk menarik segmen pasar yang spesifik.
•Pengembangan terhadap pelayanan, menentukan mana saja pelayanan utama yang harus diprioritaskan dan mana yang pendukung /sekunder.
•Iklan dan promosi,
•Pengemasan, disajikan sesuai dengan kebutuhan
•Rencana induk, untuk melindungi keasrian dan keberlangsungan daya tarik destinasi, namun tetap memenuhi kebutuhan/permintaan wisatawan.

Bagi Voase (1995) konsep destinasi pariwisata sangat berkaitan dngan cita rasa(taste) yang dikenali memalui konsumsi wisatawan, sehingga atraksi dan event khusus (special event) sebagai unsur fisik yang membuat daya tarik bagi wisatawan.

Adapun perkembangan siklus Destinasi Pariwisata (Tourist Destination) oleh Butler (1980) dikelompokkan berdasarkan karakteristik perkembangan produk dan jumlah kunjungan pada periode waktu yang dilewati dari eksplomsi (perintis), dengan proses pelibatan maka destinasi bertumbuh popularitasnya dan jumlah kunjungan meningkat sehingga mencapai tahap development, dengan upaya yang tetap mencapai bentuk yang optimal dan harus melakukan upaya reinvest, destinasi mencapai tahap pemantapan (consolidation), namun pada saat tersebut pasar mulai mulai jenuh dan pada titik tersebut destinasi mengalami stagnasi dan dapat mengalami dedinestage manakala tidak terjadi upaya untuk melakukan inovasi dan terobosan-terobosan kreatif.

Inovasi Terhadap Destinasi Pariwisata

Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan yang telah dicanangkan oleh pemerintah sesuai dengan pembangunan nasional. Kepariwisataan Indonesia adalah pariwisata yang berasal dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Berdasarkan konsep tersebut, maka konsep yang sebaiknya dipakai sebagai landasan adalah:
1.Pengembangan Pariwisata yang berkelanjutan (sustainable tourism development), dan;
2.Pariwisata yang berbasis masyarakat (community based tourism).
Pembangunan pariwisata berkelanjutan, dapat dikatakan sebagai pembangunan yang mendukung secara ekologis sekaligus layak secara ekonomi, juga adil secara etika dan sosial trhadap masyarakat (Ardiwijaya,2004).

Prinsip ini menekankan keterlibatan masyarakat secara langsung, terhadap seluruh kegiatan pembangunan pariwisata dari mulai perencanaan, pelaksanaan hingga pengawasan. Masyarakat diletakkan sebagai faktor utama, yang memiliki kepentingan berpartisipasi secara langsung dalam pengambilan keputusan. Cohen dan Uphof (1977) mengemukan bahwa partisipasi masyarakat dalam suatu proses pembangunan terbagi atas 4 tahap, yaitu;
1.Partisipasi pada tahap perencanaan;
2.Partisipasi pada tahap pelaksanaan;
3.Partisipasi pada tahap pemamfaatan hasil-hasil pembangunan, dan;
4.Partisipasi pada tahap pengawasan dan monitoring.


Strategi pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan melaui dua pendekatan, yatiu, yang bersifat struktural dan non-struktural (Manshur Hidayat & Surochiem As). Pertama, pendekatan struktural adalah pendekatan makro yang menekankan pada penataan sistem dan struktur sosial politik. Pendekatan ini mengutamakan peran instansi yang berwenang atau organisasi yang dibentuk untuk mengelola potensi masyarakat. Dalam hal ini peran masyarakat sangat penting akan tetapi kurang kuat karena aspek struktural biasanya lebih efektif bila dilakukan oleh pihak-pihak yang mempunyai wewenang, paling tidak pada tahap awal.

Kedua, pendekatan non-strukltural adalah pendekatan yang subyektif. Pendekatan ini mengutamakan pemberdayaan masyarakat secara mental dalam rangka meningkatkan kemampuan anggota masyarakat untuk ikut serta dalam pengelolaan kepariwisataan. Kedua pendekatan itu harus saling melengkapi dan dilaksanakan secara integratif.



Discussion
Are there aspects of tourism planning that you believe should receive more attention?
Is there significant public input in the planning process?

Oleh : penulis disunting dari berbagai sumber

Continue..

Filed Under:





A.Pendahuluaan

Event adalah suatu kegiatan yang dilakukan seperti pameran exebition,convention, yang diselenggarakan pada waktu-waktu tertentu. Kalau kita bicara suatu event,siapa saja yang terlibat dalam penyelenggaraan evet? Pihak-pihak yang terlibat dalam suatu penyelenggaraan event adalah sebagai berikut:
•Exhibitor (orang yang menyelenggarakanpameran/konvensi)
•Organizer (pihak yang mengelola suatu pameran)
•Hall owner pihak yang memiliki venue/tempat terselenggaranya suatu pameran)
•Stand contractor (pihak/anggota yang mengikuti pameran)
•Supplier (pihak penyedia/pendikung dalam terselengaranya suatu event)

Banyak sekali assosiasi atau suatu perkumpulan yang menaungi kegiata suatu event, di Indonesia misalnya ada AKKINDO/INCCA “assosiasi kongres dan konvensi Indonesia (Indonesia Congres and Convention) yang berdiri pada tahun 1998, HIPAKINDO “Himpunan Pelaksana Adilaksana dan konvensi Indonesia /SIPCO (The society of Indonesia Profesional Conventions organizers) berdiri pada tahun 1990,JCEB, Jakarta Convention and exhibition Bareue berdiri pada tahun 1995-2004 bersama JCB dan masih banyak lagi dan pada tingkat dunia ada IACVB International Association of Convention and Visitors Bureau dan IAPCO (international Association professional Congress Organizers).
Suatu event atau konvensi terselenggara dengan baik apabila dilaksanakan secara professional dan tersusun dengan rapi. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengadakan suatu penyelenggaraan suatu event:

•Dimana diselenggarakannya?
•Berapa pesertanya?
•Siapa participant-nya?
•Siapa yang membuka resmi?
•Bagaimana proses regitrasinya?
•Siapa meeting plannernya?
•Berapa dana yang dibutuhkan?
•Dan lain-lain!

Terlihat sesungguhnya sasaran dalam konvensi, pertemuan/persidangan dalam penjabaran diatas mencakup hal-hal sebagai berikut:

•Tidak rugi
•Peserta
•Pembicara
•Acara/kegiatan
•Promosi
•Publikasi
•Pemasaran
•Pelayanan
•Penyelenggaraan
•Perizinan

B.Peranan event terhadap Pengembangan sector Pariwisata dan sector lainnya

a.okonomi

IACVB di Amerika mencatat sebuah event sangat berpengaruh besar dalam kegiatan wisata konvensi, seorang peserta dengan 31/2 hari menghabiskan dana sebesar US $ 638 dan untuk skala internasional mengeluarkan dana US $ 818 untuk 4,1 harisedangkan dalam pameran dagang (trade show) seorang peserta dapat menghabiskan dana sebesar US $1000 perorang.

Survey mencatat :

Tahun 1985-267 kali persidangan 82 juta orang, pengeluaran US $ 56,6 M.
Tahun 1993-534.000 buah Hotel, 1,5 juta karyawan, pengeluaran US $ 73 M. dengan 294.800 buah restorant, dengankegiatan penerbangan 112.000 kali, sehingga wisata konvensi sangat berpengaruh besar terhadap ekonomi dunia.
Memberikan pemasukan pada Daerah
Suatu event akan memberikan pemasukan/pendapatan daerah sebagai contoh daerah otorita Batam sector perhotelan telah menopang tiang perekonomian Batam dalam hal ini memberikan porsi uyang cukup besar dan signifikan revenue atau pendapatan asli daerah. Di Batam ada 3 atau 4 hotel berbintang termasuk resort sebanyak 26 hotel dengan ratarata jumlah kamar 140 kamar jumlah kamar yang tersedia sebanyak 3.744 kamar, occupancy (tingkat hunian) rata-rata perbulannya adalah 60% jumlah kamar yang terisi tiap bulannya 67.392 kamar.
Dengan harga kamar rata-rata Rp. 250.000,- perkamar/malam dengan revenue hotel perbulannya adalah Rp. 16.848.00.- pajak hotel sebesar 10% dari 26 hotel dan resort bintang 3-4 berjumlah Rp. 1.684.800.- atau Rp. 20.217.600.- pertahunnya. Sebuah angka yang tidak kecil dan telah memberikan kontribusi yang nyata bagi pendapatan kota Batam.

Menyerap tenaga kerja
Suatu event terselenggara pasti memerlukan tenaga kerja yang banyak tergantung skala event tersebut kalau event tersebut berskala internasional yang dan waktu penyelanggaraannya cukup lama yang pasti cukup banyak membutuhkan tenaga kerja musiman.

b.Pariwisata

Dengan berkembangnya suatu event disuatu wilayah atau Negara maka akan memajukan kepariwisataan di daerah tersebut sebagai contoh Negara Singapura dimana sector pariwisata khususnya wisata konvensi telah menjadi andalan pendapatan Negara tersebut dan bahkan Singapura telah di kenal oleh dunia karena wisata konvensinya. Setiap Negara tersebut akan menyelanggarakan event event tahunan telah ditunggu-tunggu oleh wisatawan mancanegara seperti event Singapore Big Sales, event yang selalu ditunggu-tunggu oleh para shopaholic di berbagai dunia salah satunya wisatawan dari Indonesia yang banyak berbelanja ke Singapura.

c. budaya
 Mendorong migrasi penduduk
Dengan berkembangnya event-event dewasa ini akan mempengaruhi pola dan gaya hidup manusia sekarang ini. Hal ini memicu terjadinya migrasi penduduk dari suatu daerah ke daerah lain dengan tujuan mengadakan suatu pertemuan dengan pihak lain.
Kesibukan manusia bertambah
Dengan seringnya manusia melakukan perjalanan kesuatu daerah dengan tujuan mengadakan pertemuan bisnis atau hal lainnya dan hal intu membutuhkan waktu,sehingga banyak orang dewasa ini banyak skali orang-orang yang kesibukan karena pekerjaannya tidak hanya di satu tempat saja tetapi di tempat lain juga.
Pola hidup konsemerisme
Dalam setiap eventatau konvensi biasanya para pengunjung tidak datang dari satu daerah saja, tetapi dari luar daerah bahkan dari mancanegara juga. Mereka datang dengan tujuan untuk menghadiri suatu event tertentu. Selama mereka mengunjungi event tersebut maka pengunjung tersebut atau visitors banyak mengeluarkan dana untuk berbagai kepentingan mereka salah satunya ialah berbelanja/shopping.
Perkenalan budaya
Pada suatu event-event tertentu khususnya event-event yang bertemakan budaya,dimana orang orang dapat melihat beragam budaya dari suatu dareah yang unuk dan khas yang belum ia lihat sebelumnya.

d.Politik
Event sangat berpengaruh sekali terhadap politik dimanapenyelenggaraan event akan terselenggara dengan baik apabila factor poltik di daerah atau wilayah tersebut juga mendukung terslenggaranya event tersebut. Suatu event tidak akan berhasil atau sukses jika daerah tersebut terjadi gejolak poltik yang hebat,atau terjadi konflik, dengan iklim politik yang baik maka akan mendukung terselenggaranya event yang baik pula.

Continue..

Filed Under: