Photobucket

Add to Google Reader or Homepage

Selamat Datang

Selamat Datang!!!di blog saya. blog ini berisi tentang atrikel,journal,bahan-bahan atau materi kuliah tentang kepariwisataan.silahkan anda melihat-liat dan boleh menanggapi atau kritik dan saran

Mengenai Saya

Foto saya
Bandung, Jawa Barat, Indonesia
More About aby Schools (Other): sdn 1 Nagrak sukabumi, sltpn 2 llg smkn 1LLg, UPI BDG Occupation: Student of Indonesia university of education Hobbies and Interests: foot ball, footsall, trip, etc. Favorite Books: Historical book, Biography!!! Favorite Movies: Departed, gang of New York, Man on Fire Favorite Music: Pop, Rock, pokokya yg enak didenger About Me: I'm Student of Indonesia university of education,majoring in Tourism Marketing.I was born i Jakarta,but I love my second hometown cause I was grow-up in there n my family still living in there!!!i'm enjoy man,friendly n honesly.

MEMBINA PARIWISATA SEBAGAI SUATU SISTEM Oleh : Dr Rochajat Harun Med.

Kamis, 06 November 2008



KabarIndonesia - Beberapa tahun yang lalu Setyanto P. Santosa mantan Kepala BP-Budpar pernah menyoroti amburadulnya manajemen pariwisata Indonesia, paling tidak di instansi pemerintah pusat yang bertanggung jawab membinanya. Sebagai contoh dalam hal branding Indonesia yang ditampilkan di sejumlah media bereputasi internasional seperti CNN, CNBC dan BBC. Tidak ada konsistensinya serta dibuat apa adanya tanpa suatu riset yang memadai. Yang sangat mengherankan, hal tersebut dilakukan tanpa penjelasan atau landasan survai yang jelas mengapa memilih kata-kata tersebut.

Kesemuanya ini menggambarkan amburadulnya manajemen pariwisata Indonesia, paling tidak di instansi pemerintah pusat yang bertanggung jawab membinanya. Tidak ada konsistensi dalam kebijakan pariwisata sehingga tidak saja membingungkan para pelaku nyata pariwisata Indonesia, tetapi juga para pelaku di luar negeri karena terdapat dua tayangan dengan branding yang berbeda, CNN dengan yang kata-kata telah diubah, sedangkan CNBC dan BBC masih mengikuti sub-branding.


Selanjutnya beliau menjelaskan bahwa kekuatan pariwisata Indonesia adalah manusia. Untuk itu, berbagai langkah penggarapan harus difokuskan kepada manusia. Sebenarnya ini sudah dirintis pada tahun 2001 dengan memperkenalkan branding Indonesia, Just a smile away, dan juga membuahkan hasil dengan pencapaian wisman pada tahun 2001 yakni sebesar 5,153 juta dan tahun 2002 sebesar 5 juta.


Terlepas dari kebenaran sinyalemen pak Setyanto tersebut tadi, saya sendiri melihatnya dari sisi lain, yaitu analisa keilmuan, walaupun ada pendapat yang mengatakan bahwa “Pariwisata” itu bukanlah suatu disiplin ilmu. Namun bagaimanapun juga pengelolaan kepariwisataan memiliki dasar-dasar keilmuan yang kuat antara lain ilmu dan teori-teori manajemen. Sebagai sebuah Organisasi, Pariwisata merupakan suatu sistem, yang mempunyai unsur-unsur yang satu sama lain saling terkait dan berhubungan satu sama lain. Keberadaan (eksistensi) dan keeratan hubungan unsur-unsur tersebut menggambarkan sampai seberapa kuat Sistem Kepariwisataan tersebut. Apabila salah satu unsur tidak ada atau lemah, maka sudah dipastikan kesisteman pariwisata akan terganggu atau tersendat-sendat kegiatannya.


Karenanya dalam mengelola kepariwisataan diperlukan Manajemen Pariwisata yang betul-betul handal dan tepat sasaran.. Menurut David Weaver & Martin Oppermann dalam bukunya Tourism Management (2000) sistem Kepariwisataan mempunyai 8 (delapan) unsur sebagai berikut:

1. Host communities;

2. Host government;

3.Tourism business;

4. Universities;

5. Community colleges;

6. NGOs;

7. Origin government, dan

8. Tourists
Pariwisata merupakan fenomena yang multidimensional dan multisektoral yang harus dilihat dalam satu kesatuan sistem. Yang berada di dalam sistem yang lebih luas. Sistem kepariwisataan yang sederhana:
1. Melihat pariwisata dari sisi penawaran dan permintaan;

2. Mempunyai hubungan ketergantungan atau keterkaitan antara destinasi dan sumber pasar yang dihubungkan dengan transportasi;


3. Didasari oleh arus informasi yang dapat mendorong dan memungkinkan wisatawan datang.

4. Sistem yang lain melihat keterkaitan dan ketergantungan satu sama lain antara berbagai komponen kepariwisataan, yang tak dapat dipisah-pisahkan sebagai satu kesatuan produk: transportasi yang menyediakan akses, daya tarik yang menjadi faktor utama kunjungan, amenities yang disiapkan untuk memberikan pelayanan bagi wisatawan.

5. Dilihat dalam hubungan input-output, sistem ini berada dalam lingkungan yang lebih luas, output-nya akan tergantung bukan hanya kepada input tetapi kepada bekerjanya faktor-faktor strategis lingkungan dan instrumen-instrumen kelembagaan.

Ada tiga sub sistem yang membentuk keseluruhan pariwisata. Pertama, Sub-sistem industri pariwisata yang menggambarkan hubungan antara penawaran dengan permintaan dalam sistem kepariwisataan.


Kedua, subsistem destinasi yang menggambarkan kesaling terkaitan antar komponen destinasi.

Ketiga, subsistem kelembagaan yang menggambarkan hubungan antara lembaga-lembaga masyarakat, industri, dan pemerintah yang diperlukan agar pariwisata berkembang dengan memberi manfaat bagi semua fihak secara berimbang.

Pariwisata merupakan sektor yang multidimensional karena memiliki keterkaitan dengan banyak sektor dan ilmu, karenanya membutuhkan pemahaman yang tepat agar dapat mengelola unsur-unsur pariwisata secara utuh termasuk stakeholders yang terlibat dan terkait didalamnya.


Pariwisata memiliki suatu sistem dan rangkaian mata rantai yang sangat kuat sehingga dinamakan Anatomi Pariwisata atau bagian dari batang tubuh patiwisata. Pada dasarnya struktur anatomi pariwisata tidak terlepas dari pemahaman dan ruang lingkup terhadap pariwisata internasional, nasional, dan regional.


Pariwisata internasional berpengaruh terhadap kondisi pariwisata nasional dan daerah. Hal ini karena berhubungan dengan adanya beberapa interaksi, diantara wisatawan dan masyarakat di tingkat destinasi. Interaksi pemahaman dan pandangan berpikir diantara wisatawan dan masyarakat, serta interaksi usaha pariwisata yang ditimbulkan karena adanya kegiatan wisata.


Sistem dinamik pariwisata dapat dijadikan atau diperlihatkan sebagai dua loop reinforcing dan loop balancing dalam menerangkan fungsi dan aktifitas pariwisata. Loop reinforcing dapat diartikan sebagai sektor pariwisata dengan segala sub sistemnya, sedangkan loop balancing merupakan sektor atau aspek lain yang menentukan dan dapat mendukung kepariwisataan sebagai multisistem.


Contoh loop reinforcing diantaranya adalah akomodasi, obyek wisata. Sementara loop balancing diantaranya adalah sarana aksesibilitas, telekomunikasi. Adanya reinforcing dan balancing membuat system dinamic semakin kompleks sehingga terjadi interaksi multi sector.


Alhamdulillah, apa yang dihawatirkan oleh banyak orang bahwa motto Visit Year 2008 yang telah dicanangkan oleh Presiden RI Yudoyono akan gagal, ternyata tidak. Bahkan sudah mulai membuahkan hasil. Kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan nusantara (wisnus) di Indonesia sampai dengan Agustus 2008 telah melampaui jumlah pengunjung pada tahun 2007.


Wisman telah meningkat 12,8% dibandingkan tahun lalu, sedangkan wisnus pun sudah mencapai lebih dari 200 juta. Untuk wisman, sampai Agustus kita sudah meningkat sekitar 12,8 persen dibanding tahun lalu. Mudah-mudahan saja target Visit Year 2008 sebanyak 7 juta wisatawan, sekalipun waktunya hanya tinggal 2 bulan lagi dapat tercapai. Demikian pernyataan Titien Soekarya, Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Departemen Kebudayaan dan Pariwisata seusai pawai "Kemilau Nusantara" ke-5 tanggal 26 Oktober 2008 di Bandung.



Bandung, akhir Oktober 2008

Komentar

Saya setuju dengan judul artikel yang bapak tulis, bahwa sistem kepariwisataan kita harus dibenahi kembali mulai dari pusat hingga daerah,sehingga terjadi keselarasan antara perencanaan pusat dan daerah. Walapun diera otonomi daerah seperti sekarang ini dimana daerah berwenang dalam mengurus daerahnya sendiri termasuk dalam sektor pariwisata,tetapi hendaknya pemerintah pusat turut dalam membina instansi yang ada dibawahnya. Dengan demikian suatu sistem yang kuat dalam kepariwisataan kita.

Untuk mewujudkan hal tersebut perlu dilibatkan para stakeholders di dalam sistem kepariwisataan kita yaitu pemerintah daerah,swasta, masyarakat lokal, LSM, akedemisi, dan wisatawan. Dan menerapkan 5 disiplin diantaranya;
1. mampu berpikir secara sistem, bahwa pariwisata terdiri dari berbagai multi disiplin ilmu dan keterkaitan yang tinggi yang merupkan sebuah sistem yang perlu untuk dimengerti dan dipahami dengan baik oleh stakeholders yang terlibat dalam bidang pariwisata.
2. memiliki mental model yang positif, bahwa stakeholders dan wisata perlu memiliki sikap positif dalam melakukan tugas dan tanggungjawabnya.
3. dapat bekerjasama dengan baik, kenyataan dengan adanya siafat pariwisata yang multifaceted mengakibatkan terjadinya interaksi yang tinggi diantara stakeholders pariwisata serta stakeholders sektor pendukung lainnya yang konsukuensinya menuntut kemampuan untuk dapat bekerjasama dengan baik agar menghasilkan out-put yang terbaik.
4. stakeholders pariwisata perlu memiliki kemampuan mentransfer wawasan dan pengetahuan kepada orang lain yang dapat diterima dan dimengerti dengan baik. Selain tetap mampu untuk menambah wawasan dan pengetahuan diri.

Labels:

0 komentar: